Pabrik Baru INKA Ditargetkan Bisa Produksi Agustus 2020

Kehadiran pabrik INKA nantinya digadang-gadang bakal jadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan 83 hektare.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2019, 14:15 WIB
Pemancangan tiang pertama (Groundbreaking) pabrik kereta api PT INKA. Liputan6.com/Dian Kurniawan

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA Budi Noviantoro mengatakan, kemajuan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini baru mencapai sekitar 20 persen. Pembangunan pabrik baru ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2020 mendatang.

"Sekarang pabrik di Banyuwangi kira-kira sudah 26 persen. Harapannya tahun depan nanti Agustus, bersamaan dengan ulang tahun INKA sudah bisa produksi. Syukur-syukur bisa lebih cepat ya," kata Budi saat ditemui di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Budi menyampaikan, keberadaan pabrik di Banyuwangi itu bakal berdampak besar bagi produksi INKA. Sebab, saat ini pabrik INKA di Madiun sudah kerepotan melayani tingginya permintaan produksi.

"Karena butuh. Sekarang ini INKA sudah full, 24 jam operasi, 3 shift. Jadi ini butuh (pabrik baru)," urai Budi.

Dengan adanya pabrik baru tersebut, dipastikan kemampuan produksi INKA akan bertambah. Saat ini, dengan pabrik yang ada di Madiun saja pihaknya mampu mengerjakan 1,5 gerbong kereta per hari. Dengan tambahan pabrik di Banyuwangi, diharapkan per hari bisa mengerjakan 4 gerbong kereta.

Dia menambahkan, kehadiran pabrik itu nantinya digadang-gadang bakal jadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan 83 hektare. Selain luas lahan yang memadai, lokasi pabrik juga cukup strategis.

"Karena dekat pelabuhan. Kalau di Madiun itu kalau saya ke Bangladesh untuk ekspor itu dari Madiun dibawa dulu ke Tanjung Perak itu sebelum ada tol bisa 2-3 hari sampainya, sekarang 8 jam sampai," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bangun Pabrik KA Terbesar ASEAN, INKA Manfaatkan Tenaga Terampil SMK

Penampakan kereta ekonomi yang mendapat predikat premium produksi PT INKA yang dipesan oleh PT Kereta Api Indonesia. (Foto: INKA)

Sebelumnya, dalam upaya melahirkan SDM berkompeten di industri perkeretaapian, BUMN PT Industri Kereta Api (INKA) menggandeng lima lembaga pendidikan vokasi di Banyuwangi. Lima lembaga pendidikan itu adalah SMKN I Glagah, SMK Tegalsari, SMK Ihya’ Ulumuddin, SMK Muhammadiyah Rogojampi, dan Politeknik Negeri Banyuwangi. 

Nantinya SDM itu untuk kebutuhan SDM pabrik kereta terbesar Asia Tenggara (ASEAN) yang sedang dibangun di Banyuwangi.

"Saya berharap lebih dari 70 persen karyawan di sini adalah tenaga-tenaga lokal yang terampil saat pabrik ini beroperasi pada Agustus 2020," ujar Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengunjungi sekolah vokasi binaan PT INKA di SMKN 1 Glagah, Banyuwangi, Rabu (17/7).

Lima lembaga pendidikan tersebut, dibuka kelas khusus jurusan teknik mesin dan teknik las dengan standar industri perkerataapian. PT INKA menyusun kurikulum hingga supervisi. Bahkan, para tenaga ahli PT INKA menjadi guru tamu dalam frekuensi pertemuan hingga 20 kali per semester.

INKA juga menggerojok dana ratusan juta untuk bantuan alat-alat praktikum ke SMK tersebut sehingga para pelajar bisa mempelajari standar permesinan kereta. 

Rini mengapresiasi kolaborasi INKA dan Banyuwangi, di mana ada win-win solution antara kebutuhan SDM berkualitas yang diinginkan industri dan tuntutan penyerapan SDM lokal.

"Kami perlu menyiapkan pendidikan dasar dengan spesifikasi industri di daerah setempat. Kolaborasi ini patut diapresiasi," jelas Rini.

Dirut PT INKA Budi Noviantoro mengatakan, kolaborasi dengan SMK ini semakin membuka peluang bagi anak-anak muda Banyuwangi untuk menjadi ahli perkeretaapian.

"Dengan SMK yang sesuai standarisasi industri kereta, keterampilan para pelajar bisa match dengan kebutuhan industri," ujarnya.

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko mengatakan, Banyuwangi mempunyai strategi penyerapam SDM lokal dengan cara yang win-win solution.

"Tidak asal menerapkan aturan harus utamakan SDM lokal. Juga tidak asal menerapkan semua pekerja ber-KTP lokal. Yang dilakukan Bwi adalah menyiapkan kompetensi SDM-nya. Sembari menunggu pembangunan pabrik, SDM sudah disiapkan dgn menggandeng SMK," kata Yusuf.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya