Jokowi: Jakarta Tetap jadi Pusat Bisnis dan Keuangan

Jakarta tetap akan menjadi pusat bisnis dan perdagangan, meski nantinya tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Agu 2019, 14:01 WIB
Bunga bougenville amenities menghiasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Pemprov DKI Jakarta melakukan penanaman bougenville amenities di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin guna mengendalikan kualitas udara. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Jakarta tetap akan menjadi pusat bisnis dan perdagangan, meski nantinya tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara.

"Jakarta tetap jadi kota bisnis, kota pusat pedagangan, pusat jasa yang berkelas regional dan global," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Jokowi mengatakan, saat ini beban Jakarta sudah terlau berat. Sebab, selain menjadi pusat pemerintah, Jakarta juga berperan sebagai pusat bisnis.

"Beban Jakarta sudah terlalu berat, sebagai pusat pemerintah, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan jasa. Aiirport dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia," kata dia.

Namun demikian Jokowi memastikan jika pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur bukan satu-satunya upaya pemerintah dalam meratakan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.

"Pembangunan ibu kota baru ini buka satu-satunys upaya pemerintah dalam mengurnangi kesenjangan di Jawa dan luar Jawa, pemerintah juga akan membangun industrilisasi di luar Jawa," tandas dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi Pilih Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai Ibu Kota Baru RI

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/11). Jokowi miminta pemenuhan perumahan bagi ASN, TNI, dan Polri diperhatikan juga aksesbilitas ke tempat kerja. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan lokasi Ibu Kota baru berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di sebagian Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Jokowi mengatakan, ada alasan mengapa Ibu Kota dipindah ke kedua wilayah tersebut.

"Pertama, risiko bencana minimal. Baik banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan longsor," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Senin (26/8/2019).

Kedua, lokasinya strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Ketiga, dekat dengan wilayah kota yang berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda.

"Empat, infrastruktur lengkap dan lima, telah tersedia lahan pemerintah 158 ribu hektare," kata Jokowi.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Adita Irawati saat dikonfirmasi Liputan6.com, membenarkan pengumuman Ibu Kota baru akan disampaikan Jokowi hari ini. 

"Ya betul hari ini (lokasi Ibu Kota baru) akan diumumkan Presiden," ujarnya, Senin (26/8/2019).

Namun, Adita enggan membocorkan di mana lokasi yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan. Menurut dia, Presiden Jokowi yang berhak mengumumkannya ke publik.

"Tunggu presiden saja," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya