Tidak Semua Penelitian Tanaman Menghasilkan Produk Obat

Balitbang Kemenkes mengatakan tidak semua penelitian pada tanaman dengan senyawa bermanfaat, bisa menjadi obat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Agu 2019, 17:00 WIB
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa tidak semua penelitian pada senyawa tanaman bisa sukses untuk menjadi sebuah obat. Hal ini mereka sampaikan dalam konferensi pers terkait bajakah.

"Dari sekian kandidat (penelitian), misalnya seratus, nanti yang berujung menjadi obat paling tidak lebih dari lima persen," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Siswanto di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta pada Senin (28/8/2019).

Untuk bisa menjadi obat, tahap penelitian yang panjang haruslah dilewati dengan kokoh. Sehingga, tidak semua penemuan awal benar-benar bisa menjadi sebuah obat nantinya.

"Karena begitu kokohnya metode penelitian itu, sehingga banyak yang berguguran. Jadi menurut saya tidak mudah untuk menghasilkan suatu produk yang benar-benar bisa diterima dalam ilmu kedokteran," tambahnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Menkes Apresiasi Penelitian Bajakah

Banner Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)

Terkait penemuan potensi bajakah sebagai obat kanker, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengapresiasi studi yang dilakukan para siswa dari Kalimantan Tengah itu meski membutuhkan penelitian lanjutan.

"Yang kami lihat, ini anak-anak. Saya menghargai anak muda yang mau memikirkan suatu penelitian," kata Nila usai menemui pelajar yang meneliti bajakah pagi tadi. 

Kemenkes mengatakan mereka siap untuk mendukung dan mengawal, bahkan membantu penelitian lanjutan, khususnya terkait dengan pendanaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya