Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menyatakan produksi minyak mentah dan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan selama semester I 2019.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Masyuri mengatakan, produksi minyak Pertamina semester I 2019 sebesar 413 ribu barel per hari (bph), meningkat dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 385 bph.
"Produksi minyak mentah meningkat 6 persen dari tahun lalu," kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pahal melanjutkan, penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina pada semester I 2019 sebesar 34,1 juta Kilo liter, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 33,9 juta Kl.
"Selain itu volume penjualan meningkat 700 ribu Kl," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjualan BBM Non Subsidi
Sementara itu, untuk penjualan produk non-BBM juga mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sebesar 7,9 juta KL menjadi 8,3 juta KL. ”Bahkan sejak Mei 2019, Avtur dan Solar sudah tidak perlu diimpor karena telah dapat dipenuhi dari produksi kilang Pertamina,” ujarnya.
Menurut Pahala, dengan beroperasinya kilang Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC), produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina dengan standar Euro 4 meningkat menjadi 1,6 juta barel per hari.
"Salah satu milestone cukup penting adalah PLBC memproduksi produk selama ini belum mampu produksi, dengan PLBC ini kita mengasilkan produk Pertaseries," tandasnya.
Advertisement
Laba Pertamina Semester 1 2019 Meroket 112 Persen
PT Pertamina (Persero) mencatat pencapaian laba bersih semester 1 2019 mengalami peningkatan 112 persen dibanding periode yang sama pada 2018.
Direktur Keuangan Pertamina Pahalah N Mansury mengatakan, pencapaian laba bersih semester 1 2019 sebesar USD 660 juta atau Rp 9,4 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebear USD 311 juta atau Rp 4,4 trilin
"Memang meningkat signifikan dibanding semester pertama tahun lalu," kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Pahala mengungkapkan, peningkatan laba bersih Pertamina disebabkan penurunan harga minyak dunia sepanjang periode tersebut dengan rata-rata USD 63 per barel, sehingga membuat biaya produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami penurunan.
"Memang komposisi signifikan adalah minyak mentahnya kita produksi BBM tapi crude diproduksi kilang kita," tuturnya.
Pahala mengakui, penurunan harga minyak juga membuat penurunan pendapatan, namun jika dibandingkan dengan penurunan beban biaya produksi jauh lebih lebih sedikit.
"Turunnya ICP biaya beban produksi kita mengalami penurunan. Memang menurunnya hara ICP sedikit mengalami penurunan, tapi penurunan pendapatan lebih kecil dibanding beban pokok penjualan," tandasnya.