Proses Pemadaman Belum Selesai, Hutan Amazon Terbakar Lagi

Saat api belum sepenuhnya padam, ratusan kebakaran baru telah berkobar di Hutan Amazon.

oleh Siti Khotimah diperbarui 27 Agu 2019, 11:31 WIB
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Brasilia - Proses pemadaman Hutan Amazon masih berjalan, dengan Brasil turut menerjunkan pesawat C-130 Herculesnya sejak Minggu. Namun, saat api belum sepenuhnya padam, ratusan kebakaran baru telah berkobar. 

Kebakaran Hutan Amazon yang terbaru itu mengirim asap hingga Kota Port Velho, dengan bandara setempat terpaksa ditutup selama hampir dua jam.

"Asapnya bisa sangat agresif dan yang paling terpengaruh adalah anak-anak dan orang tua," kata Sergio Pereira, kepala rumah sakit anak-anak di kota itu seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (27/8/2019).

Sebanyak 70 personel petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan sejak Sabtu oleh pemerintah Brasil, guna memadamkan api. Dalam sebuah posting Twitter, tampak regu pemadam mengenakan pakaian oranye membawa air untuk memadamkan api.

Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran Hutan Amazon telah menyebabkan petak-petak tanah yang hangus di daerah terpencil. Menurut ahli, hal itu salah satunya diperparah oleh peningkatan pembukaan lahan untuk pertanian atau penggembalaan.

Saat ini, Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah memerintahkan penyelidikan atas insiden ini.

Simak pula video pilihan berikut:


Bikin Bolsonaro Ribut dengan Presiden Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Kasus kebakaran Hutan Amazon ini telah memicu pertikaian antara Bolsonaro dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron sendiri telah meminta Brasil untuk bertanggung jawab terhadap wana itu - yang sangat berpengaruh bagi dunia.

Macron pada Senin, mengutuk komentar Bolsonaro terhadap istrinya yang disebut "luar biasa kasar."

Sementara tiu, Bolsonaro menuduh Macron memperlakukan Brasil seperti "sebuah koloni atau tanah tak bertuan."

Pertengkaran itu terjadi ketika pertemua G7 Prancis sepakat untuk menggelontorkan uang US $ 20 juta di Amazon, terutama untuk mengirim pesawat pemadam kebakaran.


NASA Rilis Foto Penampakan Kebakaran Hutan Amazon

Kebakaran hutan Amazon tertangkap kamera satelit NASA dari antariksa. (NASA)

Sementara itu, NASA telah merilis gambar-gambar kebakaran hutan hujan Amazon dari angkasa luar. Data satelit yang dikumpulkan oleh National Institute for Space Research (INPE) Brasil dari 22 Agustus 2019, mengungkapkan total sekitar 75.000 kasus terjadi di seluruh Amazon sejak awal tahun.

Sekarang, Earth Observing System Data and Information System (EOSDIS) Worldview mengungkapkan foto kepulan asap yang disebabkan oleh kebakaran tersebut.

"Potret alami dari asap dan kebakaran di beberapa negara bagian di Brasil termasuk Amazonas, Mato Grosso, dan Rondônia dikumpulkan oleh NOAA/NASA Suomi NPP menggunakan instrumen VIIRS (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite) pada 20 Agustus 2019," menurut unggahan NASA.

Hanya sehari sebelum foto diambil, asap hitam raksasa menyelimuti kota Sao Paulo dan menjerumuskan kota ini ke dalam kegelapan di siang bolong.

Instrumen Atmospheric Infrared Sounder (AIRS) NASA, juga telah merilis gambar pergerakan karbon monoksida di atmosfer Bumi, terkait dengan kebakaran hutan hujan Amazon.

"Polutan semacam ini dapat melakukan perjalanan jarak jauh, karbon monoksida bisa bertahan di atmosfer selama sekitar satu bulan. Gas tersebut punya efek pada udara yang kita hirup," ujar NASA, seperti dikutip dari situs interestingengineering.com.

"Namun, angin kencang dapat membawanya ke bawah, di mana itu secara signifikan mampu memengaruhi kualitas udara. Karbon monoksida merupakan komponen utama dalam polusi udara dan perubahan iklim," imbuh badan antariksa Amerika Serikat tersebut.

Foto di bawah ini diambil dari instrumen NASA Worldview yang menampilkan tingkat kebakaran di Amazon. Setiap titik merah pada gambar mewakili api atau "anomali termal".

Kebakaran hutan merupakan kejadian yang lumrah terjadi di kawasan Amazon selama musim kemarau dari Juli hingga Oktober. Namun, para pencinta lingkungan khawatir bahwa aktivitas manusia mungkin memperburuk masalah ini.

Pembakaran di wilayah tersebut dipandang sebagai cara paling efektif untuk membuka lahan untuk pertanian atau deforestasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya