Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan optimisme terkait pengembangan mobil listrik di Tanah Air. Itu lantaran kekayaan alam Nusantara yang banyak menyediakan bahan baku untuk produksi kendaraan listrik.
Namun begitu, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani memperingatkan, negara masih punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan pengetahuan teknis terkait produksi kendaraan listrik.
"Marilah kita mengambil momentum ini untuk membangun industri elektrifikasi kendaraan bermotor di kita. Di kita alhamdulilah raw material lengkap, tinggal technical know-how yang diperbaiki," imbuh dia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Senada, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan menyampaikan rasa syukur bahwa tanah Indonesia menyimpan kekayaan bahan baku mobil listrik. Dia juga mengajak pihak terkait untuk lebih memperdalam teknik produksinya.
"Ada satu bahan baku yang kecil tapi kita belum punya, yaitu teknologi. Saya mengharapkan dengan ada pakar di sini bisa memperbaiki juknis sehingga nantinya secara produksi bisa mendekati sempurna," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bebas Ganjil Genap
Lebih lanjut, Rosan mengutarakan, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55/2019, pada 2025 nanti setidaknya ditargetkan ada 20 persen kendaraan listrik di pasar otomotif Indonesia. Maka dari itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dari semua pelaku industri terkait.
Tak hanya pelaku industri, pemerintah baik pusat dan daerah dinilainya juga perlu membuat kebijakan yang dapat mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik.
"Saya sempat ngomong dengan pak Anies (Baswedan), nanti kalau electric car gak usah kena ganjil-genap dan kena ongkos parkir di mall lah. Itu supaya kita mau beralih ke electric car," ujar dia.
Advertisement
Pemerintah Targetkan Pengadaan 10 Ribu Mobil Listrik di 2025
Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik, baik itu motor maupun mobil listrik kepada masyarakat luas. Selain karena ramah lingkungan, Indonesia juga ditargetkan untuk bisa memproduksi kendaraan listrik di tanah sendiri.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, inisiasi pemerintah ini turut ditunjang oleh kesiapan beberapa produsen kendaraan roda dua dan roda empat dalam membuat pabrik kendaraan listrik di sejumlah wilayah.
Dalam waktu dekat ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika melalui anak usaha Wika Industri Manufaktur menyatakan kesiapan untuk membangun pabrik motor listrik Gesits di Bali. Namun, Budi mengaku belum mengetahui kabar tersebut.
"Oh, belum tahu juga," ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (24/8/2019).
Akan tetapi, ia mendukung upaya berbagai perusahaan yang hendak membangun pabrik mobil listrik. Sebab, hasil produksi itu akan bantu target pengadaan kendaraan listrik pada 2025 yang sebanyak 10 ribu unit.
"Kalau target Kementerian Perindustrian tahun 2025 itu 10 ribu unit, banyak banget itu. Itu tantangan juga. Tapi sudah ada target dari Kementerian Perindustrian untuk bangun cukup banyak itu," ujar dia.
Bentuk keseriusan ini disebutnya memang sengaja ditampilkan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pemerintah mau kendaraan listrik yang ramah lingkungan mulai menghiasai jalanan di berbagai kota di Tanah Air.
"Saya bukan bicara target angkanya, tapi adalah apa yang harus kita lakukan sekarang ini supaya cepat men-develop pabrik-pabrik itu segera bangun. Ini kita lakukan supaya masyarakat jadi lebih tahu bahwa ini sudah harus digunakan," tutur dia.
Selain di Jawa, Budi tak menutup kemungkinan jika pabrik kendaraan bermotor listrik turut didirikan di berbagai wilayah lain di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga bakal mengeluarkan peraturan khusus bagi para pengguna mobil listrik, seperti dibebaskan dari aturan ganjil-genap.
"Itu sangat mungkin. Mungkin nanti beberapa kota akan kita jadikan sebagai bahan proyek penggunaan sepeda motor, itu harus kita dorong. Misal, di Thamrin-Sudirman sampai sekarang boleh masuk (saat ganjil-genap diberlakukan). Itu supaya mendorong masyarakat beralih menggunakan motor listrik," pungkasnya.