Liputan6.com, Jakarta - Perpustakaan Medayu Agung bisa dibilang adalah surganya pencari buku kuno dan langka. Museum Buku kuno di Surabaya ini memiliki berbagai buku tua dengan macam-macam bahasa yang bisa kita baca.
Melansir dari buku Jalan-jalan Surabaya Enaknya ke Mana? karya Yusak Anshori dan Adi Kusrianto, ada berbagai buku langka yang bisa ditemukan di sana. Buku Mein Kampf edisi asli tulisan Adolf Hitler salah satunya. Usut-usut, buku itu hanya ada beberapa eksemplar di dunia loh! Ada juga buku Geschiedenis Van Nederladsch Indie tulisan Prof. Dr. Goder Molsbergen di perpustakaan di Surabaya.
Tak hanya itu, di sini juga terdapat naskah asli Bumi Manusia, film yang belum lama ini tayang di bioskop Indonesia. Pengunjung bisa membaca langsung naskah asli, baik yang ditulis tangan atau diketik oleh novelis terkenal mendiang Pramoedya Ananta Toer ketika berada di penjara Pulau Buru.
Baca Juga
Advertisement
Untuk yang memiliki ketertarikan dengan sejarah masa kilam, perpustakaan ini juga memiliki buku-buku yang bisa dinikmati. Di sini ada koleksi lengkap buku-buku Oud Batavia,Oud Surabaia, Oud Malang dalam bahasa Belanda Kuno. Bahkan, sejarah Raja-raja Madura beserta fotonya yang otentik dalam Bahasa Perancis juga bisa kita temui di perpustakaan ini.
Di sini terdapat ruangan yang disebut "Ruang Langka". Di dalamnya berisi koleksi buku langka baik dalam bahasa Inggris, Belanda, Prancis hingga Jawa Kuno. Selain itu, ada pula ruangan khusus yang dipenuhi buku-buku khusus Bung Karno karya Pramoedya Ananta Toer. Juga terdapat buku sejarah Raja-Raja Indonesia tempo dulu, buku tentang Tionghoa Indonesia dalam berbagai bahasa.
Buku di sini banyak dijadikan referensi menulis buku sejarah misalnya buku Tionghoa Indonesia Silang Budaya, Surabaia Tempo Doeloe, dan Hikayat Surabaya Tempo Doeloe. Wow lengkap sekali!
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kisah Pendiri
Perpustakaan Medayu Agung adalah perpustakaan yang dikelola oleh pendirinya langsung, pak Oei Hiem Hwie atau akrab dipanggil Pak Wi. Ia adalah salah satu korban kekejaman rezim Orde Baru yang dipenjara di Pulau Buru tanpa salah yang bisa dipertanggungjawabkan.
Selama di penjara, Pak Wi belum pernah sekalipun diadili di pengadilan mana pun. Kala itu, Ia ditangkap dengan alasan sebagai pecinta dan pengagum Soekarno. Setelah dilepas dari tahanan Orde Baru 1978, Ia merasa bersyukur karena buku-buku koleksinya tidak semua disita pemerintah.
Perpustakaan milik Pak Wi terletak di Jalan Medayu Selatan IV/42-44 kompleks perumahan Kosagrha daerah Rungkut, tak jauh dari kampus UPN Veteran. Perpustakaan yang berbentuk yayasan ini buka setiap Senin sampai Jumat, pukul 09:00 – 16:00. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk datang ke perpustakaan ini. Namun kita boleh memberikan donasi yang nantinya dipakai untuk pemeliharaan buku-buku di sana.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement