Liputan6.com, Jakarta - Kinerja keuangan PT Sarinah (Persero) di semester pertama tahun 2019 tidak sesuai harapan. Target pendapatan sebesar Rp 443 miliar hanya bisa diraih 49 persennya, yaitu Rp 208 miliar.
Melihat hal ini, Direktur Utama Sarinah GNP Sugiarta Yasa (Ngurah) mengatakan akan fokus mengembangkan ekspor di beberapa sektor.
"Kami akan mengembangkan lini ekspor. Sekarang ini, kami akan fokus ke Australia dan Selandia Baru, mereka ternyata butuh furnitur yang dekorasinya khas tropis untuk menunjang pariwisatanya," ungkap Ngurah di Jakarta, Selasa (27/08/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sebagai informasi, Sarinah baru-baru ini telah menghadiri Trade Expo Auckland di Selandia Baru. Fokus ekspor Sarinah di sana akan menyasar sektor handicraft (kerajinan tangan), makanan (terutama cokelat) serta furnitur berbahan dasar rotan.
Ngurah mengatakan potensi pendapatan yang bisa diraih dari peluang ekspor ke Selandia Baru dan Australia kira-kira sebesar USD 10,5 juta.
Sarinah sendiri sudah melakukan ekspor kacang mete (chestnut) ke Vietnam, kelapa ke China, batik Pekalongan ke Thailand dan Myanmar, beragam kerajinan tangan ke Jerman dan Yunani, hingga briket batok kelapa ke kawasan Teluk terutama Jordan. Ngurah menyatakan, briket tersebut dibutuhkan untuk keperluan rokok shisha yang populer di sana.
"Sekali ambil itu (briket) nilainya bisa Rp 300 juta, biasanya setahun bisa 2 kali ambil," tambah Ngurah.
Di samping itu, Sarinah juga sedang mencoba mengolah kacang mete yang tadinya dijual mentah (raw).
"Kemarin ekspor ke India (kacang mete) dan ternyata mereka jual 2 kali lipat dari harga beli ke kita, bedanya hanya dikupas saja. Nah, kita juga mulai potong karena kita sudah tahu bagaimana (strategi bisnis kacang mete India)," tutupnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pegadaian Gandeng Sarinah Dongkrak Penjualan Produk
PT Pegadaian (Persero) resmi menjalin kerja sama untuk peningkatan penjualan dan pemasaran produk dengan PT Sarinah (Persero). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategi Pegadaian Ninis Kesuma Adriani dan Direktur Utama PT Sarinah GNP Sugiarta Yasa.
"Penandatanganan nota kesepahaman ini memberikan peluang bagi kedua perseroan untuk meningkatkan volume penjualan dan pemasaran produknya, dengan mengoptimalkan kanal distribusi masing-masing," kata Ninis dalam sebuah keterangan tertulis, Sabtu (24/8/2019).
Ninis menjelaskan bahwa Nota Kesepahaman tersebut sebagai pedoman dan langkah awal dalam meningkatkan sistem penjualan dan pemasaran, dengan kompetensi, fasilitas, serta pemberian jasa dengan prinsip saling menguntungkan.
Sementara itu, sumber daya yang dimiliki Pegadaian juga dapat turut dioptimalkan oleh Sarinah, sehingga sinergi untuk mewujudkan One Family, One Nation, One Vision to Excellence.
"Dengan penandatanganan kerja sama ini, kami meyakini akan membawa dampak usaha seluruh perseroan yang terlibat akan lebih meningkat," ungkap dia.
Penandatanganan nota kesepahaman antara Pegadaian dan Sarinah juga bertujuan untuk memanfaatkan kemampuan masing-masing pihak dalam melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bidang usaha sesuai ketentuan yang berlaku.
Direktur Utama PT Sarinah GNP Sugiarta Yasa menyampaikan apresiasinya dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Pegadaian ini menjadikan titik awal upaya perseroan dalam meningkatkan penjualan dan pemasaran produk.
"Adanya kerjasama ini sangat penting untuk mengoptimalkan sistem kerja kedua belah pihak. Tidak hanya itu, adanya penandatanganan nota kesepahaman ini juga akan menjadi memberikan kontribusi positif pada negara," ujar dia.
Advertisement