Liputan6.com, Beirut - Pesawat militer Israel dikabarkan telah menyerang fasilitas milik pejuang Palestina di wilayah Lebanon dekat perbatasan Suriah. Peristiwa itu terjadi pada Senin, 26 Agustus 2019, kata kantor berita negara Lebanon, National News Agency (An-Nahar).
Laporan itu mengatakan ada tiga serangan awal yang berselang beberapa menit pada Senin "yang menyasar Zahle di perbatasan Lebanon - Suriah," kantor berita An-Nahr melaporkan.
Baca Juga
Advertisement
Serangan itu menghantam sebuah pangkalan utama untuk kelompok perjuangan pembebasan Palestina, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang dibeking Suriah dan Hizbullah Lebanon, Associated Press (AP) melaporkan, sebagaimana dikutip dari Haaretz, Selasa (27/8/2019).
Seorang pejabat Palestina di Kota Qusaya, Lebanon mengatakan, tiga serangan udara memang menghantam fasilitas PFLP, namun hanya menyebabkan kerusakan material. An-Nahar melaporkan, tembakan anti-pesawat balasan diluncurkan terhadap serangan udara tersebut.
"Pesawat MK (drone) menargetkan salah satu situs kami dengan tiga roket kecil. Tidak ada korban, hanya kerusakan material," pejabat PFLP itu mengatakan kepada An-Nahar.
Di sisi lain, seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Reuters: "Kami tidak mengomentari laporan asing." Sedangkan tentara Lebanon tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Peristiwa penyerangan terbaru terjadi hanya sehari usai dua drone yang membawa bom --salah satunya meledak-- jatuh di Beirut, Lebanon pada Minggu 25 Agustus 2019. Hizbullah dan militer Lebanon menuduh Israel sebagai pemilik drone itu.
Merespons serangan hari Senin, pejabat PFLP Khaled Jibril mengatakan, "Agresi Israel itu merupakan kelanjutan dari apa yang terjadi di Beirut dan merupakan sebuah upaya provokasi terhadap pernyataan (Hassan) Nasrallah (pemimpin Hizbullah)."
PFLP memiliki kehadiran militer di Suriah di mana mereka bertempur bersama Hizbullah dan tentara Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Simak video pilihan berikut:
Lebanon: Israel Mendeklarasikan Perang
Presiden Michel Aoun mengatakan pada hari Senin bahwa Lebanon memiliki hak untuk membela diri, menyamakan serangan pesawat tak berawak Israel sebagai "deklarasi perang" di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Sementara itu, karena situasi keamanan yang tidak menentu, tentara Israel meningkatkan jumlah unit sistem pertahanan rudal Iron Dome dan personelnya di perbatasan Lebanon dan Suriah.
Pada hari Minggu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah membuat salah satu pernyataan publiknya, berbicara seharian penuh mengenai ketegangan antara Israel, Suriah dan Lebanon.
Pemimpin kelompok politik-paramiliter syiah di Lebanon itu mengatakan pidatonya dan kehadiran ribuan orang yang datang untuk mendengarkannya berbicara adalah "respons pertama terhadap agresi Israel."
Nasrallah mengklaim bahwa serangan Israel lainnya terhadap sasaran di Suriah pada Sabtu 24 Agustus 2019 malam --yang juga dikonfirmasi Israel-- "sangat, sangat berbahaya" dan telah benar-benar menargetkan Hizbullah dan bukan Iran.
Advertisement