Pengusaha Usul Mobil Listrik jadi Kendaraan di Ibu Kota Baru

Untuk menunjang ramah lingkungan, Kadin mengusulkan mobil listrik digunakan di ibu kota baru

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Agu 2019, 17:42 WIB
Teknologi fast charging pada mobil listrik BMW i8 Roadster dipamerkan dalam GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Konsumsi bahan bakar gabungan dalam siklus pengujian kendaraan plug in hybrid adalah 47,6 km/liter, ditambah 14.5 kWh energi listrik per 100 km. (Liputan6.com/FeryPradolo)

Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemakaian kendaraan listrik, baik sebagai angkutan pribadi ataupun massal di ibu kota baru.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, dirinya turut menganjurkan agar kendaraan listrik atau setidaknya kendaraan dengan bahan bakar penggabungan (hybrid) bisa hadir di ibu kota baru.

"Ide yang sangat baik, saya pun menyarankan. Ini harus dimulai dari diri sendiri. Kementerian mobil barunya bisa hybrid, that's good," ujar dia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, keberadaan mobil listrik di sana sejalan dengan misi pemerintah menghadirkan ibu kota baru sebagai sebuah smart city berbasis tenaga listrik.

"Kebetulan kita juga kan ingin pindahkan ibu kota. Kenapa engga kalau semuanya berbasis elektrik? Itu benar-benar smart city. Dan saya rasa akan jadi satu-satunya ibu kota yang harus berkendaraan hybrid atau electric vehicle," tuturnya.

"Saya rasa kalau kita buat terobosan itu seluruh dunia akan memuji. Kita siapkan kendaraan itu, elektric car, electric motor, atau paling enggak hybrid," dia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bangun Infrastruktur Penunjang

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Rosan meneruskan, pemerintah seharusnya juga mulai membangun infrastruktur penunjang terkait mobil listrik, mulai dari stasiun pengisian untuk kendaraan listrik.

"Jadi dari sekarang infrastrukturnya sudah dibangun juga. Sepertinya charging port, charging station. Saya rasa itu akan jadi terobosan luar biasa," tukas Rosan.


Lokasi Ibu Kota Baru Bakal Terhubung 2 Bandara

Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Jokowi secara resmi mengumumkan keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Pemerintah telah resmi memutuskan lokasi pemindahan ibu kotaIndonesia berada di Pulau Kalimantan Timur. Setidaknya terdapat dua wilayah yang ditetapkan yakni di Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil mengatakan bahwa di lokasi pemindahan ibu kota baru ini nantinya akan terintegrasi dengan dua bandara. Diantaranya Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan.

"Di sana kan ada infrasrruktur bandara ada dua, Bandara Balikpapan dan Bandara Samarinda," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Menteri Sofyan menambahkan lokasi ibu kota baru ini juga akan didukung oleh infrastruktur lainnya seperti jalan tol. Dengan begitu, ini diharapkan akan memudahkan untuk akses menuju ke ibu kota.

"Balikpapan-Samarinda sudah terhubung dengan tol tinggal diconnnect aja ke wilayah ibu kota. Jadi infrastruktur akan ada jalan barangkali jalan tol juga atau jalan arteri yang besar kemudian ada jembatan sehingga infrastruktur yang ada bisa dipakai untuk ibu kota," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya