Simak Perbandingan Antrean Haji Negara-negara di ASEAN

Indonesia adalah negara dengan kuota jemaah haji terbesar di dunia, mencapai 231.000.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Agu 2019, 19:18 WIB
Umat muslim berdoa ketika mereka mengelilingi Kakbah di Masjid al-Haram menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji di kota suci Makkah, Arab Saudi pada Senin (5/8/2019). Ibadah haji menjadi pertemuan tahunan umat manusia terbesar di dunia. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jeddah - Antrean panjang untuk pergi ke Tanah Suci tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara ASEAN lain juga mengalami hal yang sama.

Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali usai menghadiri pertemuan para Konsul Haji Negara ASEAN dan Sri Langka, di Jeddah, mengatakan kalau di rata-rata, lama antrean berangkat haji di Indonesia pada kisaran 20 tahun.

“Antrean berangkat haji Malaysia itu sampai 120 tahun. Kalau di Singapura mencapai 34 tahun,” ujar dia, Selasa (27/8/2019).

Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per hari ini mencatat, antrian haji paling pendek adalah 9 tahun atau keberangkatan tahun 2028 di tiga kabupaten, yaitu: Landak (Kalbar), Buru Selatan (Maluku), dan Kepulauan Sula (Maluku Utara).

Sedang antrean terpanjang adalah 41 tahun atau keberangkatan tahun 2060 di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Menurut Endang Djumali, Indonesia adalah negara dengan kuota jemaah haji terbesar di dunia, mencapai 231.000. Jemaah haji Indonesia terbagi sampai 529 kelompok terbang pada fase pemberangkatan ke Tanah Suci dan pemulangan ke Tanah Air.

Rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia (BPIH) pada kisaran USD 2.500. “Dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H, Indonesia melibatkan total 4.200 petugas,” jelasnya.

Kuota terbanyak kedua di antara negara-negara ASEAN adalah Malaysia. Tahun 1440H/2019M, Malaysia mendapat 33.000 kuota.

Menurut Endang, jemaah Malaysia diterbangkan ke Arab Saudi dengan 69 penerbangan. Total ada 700 petugas yang terlibat dan rata-rata BPIH Malaysia USD 2.500.

 

2 dari 2 halaman

Negara Lain

Pemandangan Masjidil Haram dengan Menara Abraj Al-Bait terlihat dari helikopter saat umat muslim melaksanakan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Senin (12/8/2019). Di tempat paling suci bagi umat muslim ini terdapat Kakbah yang menjadi kiblat bagi umat muslim seluruh dunia. (AP Photo/Amr Nabil)

Negara dengan urutan kuota ketiga terbesar di ASEAN adalah Thailand. Tahun ini, negeri Pagoda ini mendapat 8.500 kuota yang dibawa dalam 58 penerbangan. BPIH Thailand sebesar 180.000 THB atau sekitar USD 5.888.

Total ada 130 petugas asal Thailand dan 50 petugas lokal yang dilibatkan dalam penyelenggaraan haji 1440H. “Antrean di Thailand sangat pendek, hanya 1 tahun,” jelas Endang.

Untuk Singapura, kata Endang, kuota haji tahun ini berjumlah 1.500, dibawa dengan 40 penerbangan. Jemaah Singapura harus membayar BPIH pada kisaran USD 8.000- USD 13.000. Adapun petugas yang terlibat tahun ini berjumlah 100 orang.

Brunei Darussalam menjadi negara ASEAN pada urutan jumlah kuota berikutnya, yaitu hanya 1.000. Jemaah Brunei cukup dibawa dengan 4 penerbangan ke Tanah Suci dan saat pulang. BPIH Brunei sebesar USD 4000 dengan lama antrian 3 tahun.

“Brunei melibatkan 35 petugas dalam gelaran haji tahun ini,” ujar Endang.

Bagaimana dengan Sri Langka? Negara ini mendapat 4.000 kuota. Jemaahnya diterbangkan dengan 100 penerbangan. BPIH Sri Langka rata-rata 17.000 SAR. Pada musim haji tahun ini, Sri Langka melibatkan 150 petugas.

“Antrian jemaah cukup pendek, hanya 1 tahun,” tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya