Liputan6.com, Jakarta Pegolf profesional Indonesia, George Gandranata salah satu dari 20 pegolf profesional yang akan berkesempatan tampil di Bank BRI Indonesia Open 2019 yang berlangsung di Pondok Indah Golf Course 29 Agustus-1 September nanti. George akan menghadapi banyak lawan berat pada turnamen golf yang masuk kalender Asian Tour ini.
Indonesia Open 2019 akan diikuti 150 pegolf yang berasal dari 21 negara. Beberapa pegolf papan atas seperti Daniel Chopra (Swedia), Jazz Janewattananond (Thailand) dan juga JC Ritchie (AFrika Selatan) akan beradu jago untuk memperebutkan hadiah total US$ 500 ribu (Rp 7,1 Miliar).
Advertisement
Selain 20 pegolf profesional, Indonesia juga akan menurunkan 11 pegolf amatir seperti Naarajie Ramadhanputra, Almay Rayham dan M Rifqi Alam. Sedangkan juara Indonesia Open 2018, Justin Harding tidak bisa hadir di Indonesia Open 2019 karena padatnya jadwal.
"Golf itu berbeda dibandingkan tenis atau bulu tangkis. Kita tidak menghadapi lawan secara langsung tapi menghadapi diri sendiri dan padang golf. Siapa yang bisa kuasai itu akan menang," kata George kepada wartawan, Selasa (27/8/2019).
"Juara bertahan ada atau tidak, tidak ada perbedaan. Saya yakin lawan-lawan di Indonesia Open 2019 ini top semua. Setiap menghadapi kejuaraan, apalagi jadi tuan rumah, tentu ada keinginan untuk juara. Semoga bisa membuat bangga Indonesia," ujarnya, menambahkan.
Salah satu kandidat kuat juara di Indonesia Open 2019 yaitu pegolf Thailand, Jazz Janewattananod. Dia sudah memenangi dua turnamen Asian Tour di 2019 yaitu SMBC Singapore Open dan Kolon Korea Open.
"Saya punya rekor bagus di Jakarta. Jadi seperti turnamen-turnamen lain, saya akan berusaha keras untuk memenangi turnamen ini," ujarnya.
Kejar Ketertinggalan
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI), Murdaya Po, mengatakan digelarnya Indonesia Open 2019 merupakan salah satu cara untuk mengejar ketertinggalan. Indonesia disebutnya sudah banyak tertinggal dari negara tetangga.
"Indonesia tertinggal 15 tahun dari Thailand dan 30 tahun dari Korea. Bagaimana cara mengejarnya? ya menggelar turnamen internasional seperti Indonesia Open ini. Sehingga permainan pegolf-pegolf kita bisa selevel dengan pegolf luar," kata Murdaya.
"Kami juga ingin memberikan kesempatan kepada pegolf profesional maupun amatir Indonesia untuk berkompetisi di event internasional. Dengan bertambahnya pengalaman mereka, kami juga berharap mereka meraih prestasi di turnamen internasional."
Sementara itu, Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI, Osbal Saragih senang pihaknya bisa kembali menjadi sponsor Indonesia Open 2019. Ini kali kelima Bank BRI menjadi sponsor utama di turnamen golf Asian Tour ini.
"Semoga muncul sosok pegolf hebat dari Indonesia. Kami sebagai perusahaan nasional ingin ikut membangun negeri dalam bidang olahraga golf. Kompetisi internasional seperti ini memang harus terus dilakukan," ujar Osbal.
Advertisement
Penantian 30 Tahun
Indonesia sudah menanti selama 30 tahun untuk menjadi juara di Indonesia Open. Terakhir, Indonesia menang di turnamen gol internasional ini lewat Kasiyadi pada Indonesia Open di 1989.
Pegolf senior Indonesia, Danny Masrin pun mendengungkan tekad untuk bisa jadi juara di negara sendiri. "Kami juga berharap bisa menempatkan Indonesia di peta dunia," kata Danny.