Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Metodologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menilai pulau Kalimantan relatif aman dari bencana gempa dan tsunami. Hal itu, ia katakan saat memberikan pendapat soal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Advertisement
Dwikorita menjelaskan, berdasarkan peta kegempaan, wilayah Kalimantan paling sedikit potensi gempanya. Terutama dibanding dengan Jawa dan Sumatera.
"Gempa itu sudah terjadi dimana saja, terlihat pada pusat gempa tadi. itu penuh. Hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali yang bersih itu Kalimantan. Artinya di Kalimantan masih ada pusat gempa di masa lalu pernah terjadi, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Dia juga memaparkan alasan Kalimantan paling sedikit kerawanan gempanya. Di antaranya karena pulau tersebut bagian dari benua Asia yang wilayahnya sudah cukup stabil.
"Nah pulau pulau yang lain adalah akibat masih mengalami tumpukan lempeng. Umurnya sudah tua jutaan tahun. 30 juta tahun," ungkapnya.
Tambahnya, selama ini BMKG juga sudah dipanggil pemerintah untuk diminta pendapatnya. Saat itu, BMKG menyampaikan laporan-laporan terkait potensi bencana yang berkaitan dengan pemindahan ibu kota.
"Kami diundang beberapa kali pertemuan. Dan setiap ada perkembangan kami laporkan. Kan data itu saat pertemuan belum terjadi. Begitu ada tambahan data, pembahasannya kan sudah bertahun-tahun sehingga data bertambah terus," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tak Ada Gap
Kedati demikian, Dwikorita yakin pemindahan ibu kota ini bukan semata-mata terkait dengan potensi gempa dan tsunami. Tetapi juga ada visi tersendiri dari Presiden Joko Widodo yang ingin dicapai.
"Tapi tujuan presiden untuk bangun Indonesia secara keseluruhan biar engga ada gap antarwilayah," tandasnya.
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement