Data Ekonomi AS Memburuk, Harga Emas Naik 1 Persen

Harga emas untuk perdagangan Selasa (27/8) ditutup kembali naik

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Agu 2019, 07:30 WIB
Dummy emas batangan terlihat saat pameran di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam turun Rp 4.000 menjadi Rp 751 ribu per gram, pada perdagangan Jumat (23/8/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa (27/8) karena investor dibayangi kekhawatiran kemungkinan resesi menyusul data ekonomi AS yang mengecewakan dan sengketa perdagangan AS-China yang sedang berlangsung.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (28/8/2019), harga emas di pasar spot naik 1 persen di USD 1.540,57 per ounce. Bahkan harga sempat hampir mencapai USD 1.554,56 yang pada hari Senin, level tertinggi srjak April 2013. Sementara harga emas berjangka AS untuk Desember ditutup naik 1 persen di USD 1.551.80.

Kepercayaan konsumen AS melemah pada Agustus dan pertumbuhan harga rumah mencapai laju paling lambat selama hampir tujuh tahun.

"Banyak orang khawatir tentang ekonomi AS yang tidak berjalan baik sekarang dan dengan angka-angka ini membuat kepercayaan konsumen berkurang sehingga harga emas terus naik," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.

Komentar Presiden AS Donald Trump bahwa Cina telah menawarkan untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan meredakan beberapa kekhawatiran di pasar keuangan yang lebih luas, meskipun ketidakpastian terjadi ketika Beijing menolak untuk mengkonfirmasi pernyataan tersebut.

"Kami terus memiliki kekhawatiran tentang ekonomi global. Kesepakatan Presiden AS dengan China sedang tertunda dan itu mungkin merupakan retorika dari Gedung Putih yang bertentangan dengan fakta aktual yang menunjuk pada negosiasi," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities di Toronto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perang Dagang

Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah mengguncang pasar sejak dimulai lebih dari setahun yang lalu, memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Ini membantu emas, sering dianggap sebagai tempat yang lebih aman untuk memarkir aset selama masa ketidakpastian global.

Sementara itu, pasar menilai penurunan suku bunga seperempat poin oleh Federal Reserve AS bulan depan, dan lebih dari 100 basis poin pelonggaran pada akhir tahun depan. Suku bunga AS yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya