Liputan6.com, Jakarta - Proses syuting film oleh tim Madhuram Pictures, Chennai – India di sejumlah lokasi wisata di Indonesia pada April 2019 lalu berjalan lancar. Saat ini film yang rencananya berjudul Vaahzl ini sedang dalam proses post production di India.
Kegiatan syuting berlangsung dalam kurun 3-12 April 2019. Lokasinya di Goa Jomblang, Yogyakarta, Air Terjun Tumpak Sewu, Air Terjun Kapas Biru, Bromo, Jawa Timur, Pulau Komodo, Labuan Bajo, Air Terjun Sekumpul Bali dan sekitarnya.
Total personel ada 16 dari Inda dan 18 pendamping dari Indonesia. Sutradaranya merupakan salah satu sutradara terkenal di India yakni Arun Prabu Purushothaman. Tahun lalu Arun Prabhu Purushothaman masuk nominasi Best Director, Filmfare Awards South, Tamil untuk film garapannya yang berjudul 'Aruvi', produksi 2017.
Baca Juga
Advertisement
Proses syuting tersebut juga diwarnai kejadian yang aneh dan menegangkan. Kejadiannya dipicu oleh kondisi alam, dan ada juga yang misterius. Salah satunya saat syuting di Tumpak Sewu, Lumajang, Jawa Timur.
"Saat kita di sungai di bawah air terjun, tiba-tiba air sungai meluap, semua anggota tim naik ke jembatan darurat, jembatannya lalu patah," kata Putu Suzy Erlina, produser dari Ipsfixer Bali yang mendampingi kegiatan syuting tersebut, kepada Liputa6.com, Selasa (27/8/2019).
Akhirnya seluruh anggota tim menyelamatkan diri dengan menggunakan tali tambang. Mereka bergantian meniti tambang menuju lokasi yang aman. Tak ada yang celaka akibat insiden tersebut.
Selain insiden tersebut, ada juga kejadian aneh yang mewarnai kegiatan, yakni saat syuting di Gunung Bromo, Jawa Timur. "Saat itu kondisi Gunung Bromo agak batuk-bantuk dan mengeluarkan hujan abu tipis," kata Jero, panggilan Putu Suzy Erlina.
Jero mengisahkan, seorang anggota tim mengaku dipanggil-panggil oleh Jero. Namun, yang bersangkutan merasa aneh sebab tidak mungkin Jero memanggilnya karena posisinya jauh.
"Saat itu saya ke hotel mengambil peralatan," kata Jero.
Selain itu, nada suara panggilannya juga aneh. "Merdu mendayu-dayu seperti terbawa hembuan angin."
Akhirnya ketika ditanya oleh anggota tim, pemilik suara misterius itu mengaku Puteri dari Raja Majapahit Bhre Kerthabumi atau Brawijaya V, yang konon bertapa dan moksa di Gunung Bromo.
Terlepas dari kejadian-kejadian tidak normal itu, kata Jero, tim dari India terpukau dengan lokasi yang digunakan.
"Mereka semuanya excited dengan keindahan alam Indonesia," katanya.
Kegiatan syuting di Indonesia ini, kata dia, diharapkan dapat mengangkat citra pariwisata Indonesia di mata internasional, setidaknya di India. Media film memang sangat strategis di India.
Menjual Indonesia Lewat Film
Kedutaan Besar RI di New Delhi memang menargetkan agar perusahaan film India syuting di Indonesia. Munculnya Indonesia dalam layar lebar di India, akan semakin memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat India.
"Bapak Duta Besar (Arto Suryodipuro) memang berupaya agar Indonesia dilirik oleh perusahaan film India sebagai lokasi shooting. Banyak panorama indah di Indonesia yang tidak kalah indahnya dengan negara lain," kata Irvan Fachrizal dari fungsi penerangan dan sosial budaya KBRI New Delhi, kepada Liputan6.com di New Delhi, Maret lalu.
"Film dapat memicu dampak multiplier effect yang luas, khususnya bagi peningkatan kunjungan wisatawan India ke Indonesia,” kata Irvan.
Dia menjelaskan film merupakan salah satu sarana efektif yang dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata. Umumnya masyarakat India tertarik secara visual. Film cukup berpengaruh atas perilaku wisatawan India dalam memilih tujuan wisata.
India sangat potensial untuk ditawari mengambil lokasi shooting di Indonesia. Dalam setahun, India menghasilkan lebih kurang 1500 judul film. Sejauh ini banyak perusahaan film India melakukan syuting ke negara-negara Eropa, Amerika, dan beberapa negara ASEAN.
Irvan menandaskan kini sudah saatnya Indonesia menjadikan dirinya menarik bagi para film maker India. Tentunya dengan dukungan para pemangku kepentingan terkait di Indonesia baik tingkat nasional maupun daerah.
Advertisement