Liputan6.com, Tokyo - Kepala pertahanan Jepang mengatakan pada Selasa 27 Agustus 2013, bahwa Korea Utara sedang mengembangkan hulu ledak untuk menembus perisai rudal balistik negaranya.
Pernyataan itu merujuk pada lintasan tidak teratur dari rudal terbaru yang diluncurkan Korea Utara belum lama ini, demikian sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (28/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya, melalui juru bicaranya dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, mengatakan bahwa pihaknya meyakini roket yang dibangun Korea Utara itu adalah jenis rudal balistik jarak pendek terbaru.
Uji coba rudal sejenis yang dilakukan oleh Korea Utara baru-baru ini telah memicu alarm di negara tetangga Jepang, bahkan ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menganggap tes tersebut tidak membahayakan.
Simak Video Pilihan Berikut:
Bersinggungan dengan Pernyataan Korea Selatan
Uji coba rudal Korut pada Sabtu pekan lalu, terjadi sehari setelah Korea Selatan mengatakan pihaknya mengakhiri pakta berbagi intelijen militer dengan Jepang, di tengah konflik yang memburuk mengenai "luka kerja paksa" di masa Perang Dunia II.
Iwaya dan pejabat Jepang lainnya menyebut keputusan Seoul "tidak rasional", karena ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara semakin meningkat.
Jepang dan Amerika Serikat memiliki kapal perusak Aegis yang dikerahkan di Laut Jepang. Armada tersebut dipersenjatai dengan rudal pencegat yang dirancang untuk menghancurkan hulu ledak di langit.
Selain itu, Jepang juga berencana untuk membangun dua pangkalan darat Aegis untuk meningkatkan perisai rudal balistiknya.
Namun menurut para pengamat, karena sistem pertahanan itu dirancang untuk melawan proyektil pada lintasan reguler, dan karenanya dapat diprediksi, sehingga setiap variasi dalam jalur peluncuran akan membuat intersepsi menjadi lebih rumit.
Advertisement