Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya tengah mencari seorang perempuan dan juga suaminya, yang diduga ikut terlibat dalam kasus pembunuhan Edi Chandra Purnama (54), dan M Adi Pradana alias Dana alias D (23).
Keduanya mengenalkan Aulia Kesuma alias AK kepada para eksekutor untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya itu.
Advertisement
"Mantan pembantu dan suami pembantu itu masih kita cari, masih diburu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2019).
Dia mengatakan, tim masih melacak dan mengejar keberadaan dua orang tersebut.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Aulia Kesuma alias AK (35), telah merencanakan pembunuhan terhadap suaminya bernama Edi Chandra Purnama alias ECP (54) dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana alias D (23). AK terlilit utang hingga menyewa pembunuh bayaran dari Lampung.
"AK ini mempunyai utang kemudian dia ingin menjual rumahnya. Tapi karena suami ini mempunyai anak, tidak setuju dan dia mengatakan 'kalau menjual rumah ini kamu akan saya bunuh'," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa malam 27 Agustus 2019.
Karena tak dikasih, AK lalu menghubungi mantan pembantunya untuk menanyakan kenalan orang asal Lampung.
"Yang bersangkutan pernah mempunyai pembantu, dan pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ, dia seorang perempuan dan suami pembantu ini inisial A disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung. Setelah dihubungi, datanglah dua orang laki-laki inisial S dan A datang ke Jakarta menggunakan travel kemudian oleh tersangka AK ini dijemput di Kalibata, dijemput kemudian dua orang A da S ini masuk ke mobil," bebernya.
Saat di dalam mobil, kata Argo, AK menceritakan mempunyai punya utang dan segala kerisauhannya hingga akhirnya meminta bantuan untuk membunuh suami dan anak tirinya. AK berjanji akan memberikan Rp 500 juta apabila rencana berhasil.
"AK ini sebagai istri korban ini curhat menyampaikan kepada dua orang tadi inisial A dan S curhat kalau dia dililit utang, dia menjual rumah tidak diperbolehkan, dia diancam di situ. Akhirnya di dalam mobil deal membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar 500 juta," pungkas Argo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kronologi Pembunuhan
Nasriadi mengatakan, korban dibunuh di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada 24 Sabtu 24 Agustus. "Dua korban diculik dan dilumpuhkan di rumah korban di alamat Lebak Bulus 1 Kav 129 B blok U 15 RT 3 RW 05, Lebak Bulus Jaksel," ungkap Nasriadi.
Setelah dieksekusi, korban diletakkan di SPBU Cirendeu dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Setelah itu, para eksekutor menyuruh AK untuk mengambil mobil yang berisi 2 jenazah yang sudah dibunuh," ungkap Nasriadi.
Kemudian pada Minggu, 25 Agustus, AK dan anaknya menjemput bola mobil berisi 2 jenazah bapak dan anak tersebut.
"Kemudian pagi pada tanggal 25 Agustus hari minggu pukul 07.00 pagi AK dan anaknya KV mengambil mobil yang sudah berisikan mayat tersebut, dan membawa mayat itu ke Cidahu," tutur Nasriadi.
Di TKP, AK membeli satu botol bensin. "Dan menyerahkannya ke anaknya KV untuk membakar mobil tersebut," tuturnya.
Alhasil, mobil berisi dua mayat dalam kondisi terikat itu terbakar hingga meledak. "Ledakan juga ikut membakar KV di bagian wajah, kaki dan tangan. Sekarang dirawat di RS Pertamina. Keduanya langsung kabur ke RS Pertamina setelah membakar mobil," ungkapnya.
Reporter: Ronald Chaniago
Sumber: Merdeka
Advertisement