Inovasi Efektif untuk Jaga Stok Ikan di Laut Indonesia

Agar stok ikan di Laut Indonesia terjaga kelestariannya, inovasi efektif mulai diterapkan nelayan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Agu 2019, 13:00 WIB
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong nelayan di Indonesia menggunakan e-log book penangkapan ikan secara regular. (Dok FAO Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Demi menjaga kelestarian stok ikan di laut Indonesia terjaga inovasi efektif tengah digencarkan kepada para nelayan. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah meluncurkan aplikasi e-log bookpenangkapan ikan yang bisa digunakan mencatat data tangkapan menjadi lebih akurat, terkini, dan obyektif.

Penggunaan e-log book khususnya untuk nelayan yang berada di kawasan Indonesian Sea Large Marine Ecosystem (ISLME). ISLME merupakan salah satu dari 66 ekosistem laut besar di dunia. Area prioritas ISLME terletak di pantai utara Jawa, Kalimantan Timur, Flores Timur, Lombok, dan daerah perbatasan Batugede-Atapupu.

Melalui pencatatan data hasil tangkap dapat diketahui seberapa besar jumlah ikan yang ditangkap, apakah jenis ikan tertentu berkurang atau meningkat. Hal ini menjadi gambaran soal ketercukupan pangan di bidang perikanan dan kelautan. Apalagi adanya penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) yang kian mengancam.

Regional Coordinator Unit Indonesian Sea Large Marine Ecosystem (ISLME) Muradharan memuji pengadaan e-log book yang hadir dari November 2018 ini. Upaya ini sebagai bentuk inovasi yang efektif dalam mendukung terjaganya sumber daya hayati di ISLME.

“Seperti yang sudah diimplementasi di LME lainnya, infrastruktur data kuat akan mencegah praktik yang mengancam keberlanjutan, misalnya penangkapan ikan ilegal," kata Muradharan, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (29/8/2019).

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Sasaran Nelayan Kecil

Sejumlah nelayan berbincang sebelum pergi memancing ikandi Kedonganan, Denpasar, Bali (15/7/2019). Desa Kedonganan terkenal dengan sektor Perikanan, dan juga Pantai Kedonganan yang indah. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Menanggapi e-log book yang dikembangkan KKP, National Project Officer ISLME Muhammad Lukman menyampaikan, temuan yang inovatif menjadi tantangan untuk mencapai pengelolaan ikan keberlanjutan yang cepat. E-log book juga termasuk andalan inovatif dalam kerangka mengoptimalkan nelayan skala kecil.

Plt. Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Syahril Abdul Rauf menegaskan, KKP pun terus mendorong nelayan di Indonesia untuk menggunakan log book penangkapan ikan secara regular. Untuk memperluas pengisian e-log book, KKP bekerja sama dengan Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang didukung Global Environmental Facility (GEF) serta Destructive Fishing Watch (DFW).

Sosialisasi dan pelatihan e-log book akan menyasar 100 nelayan skala kecil di Cirebon, Indramayu, Pati, Cilacap, Lamongan dan Probolinggo dengan dukungan 60 fasilitator.

Di sisi lain, sejak e-log book diluncurkan pada 1 November 2019 sampai 13 Agustus 2019, data DJPT mencatat, nelayan dengan kapal di atas 30 tonase kotor (gross tonnage/GT) yang telah memanfaatkan e-log book mencapai 3.750 kapal dan kapal berukuran di bawah 30 GT mencapai 2.250 kapal.

Sebanyak 10.000 kapal nelayan ditargetkan akan mengaktivasi e-log book pada 2019. Hal ini sesuai komitmen pemerintah Indonesia dalam acara Our Ocean Conference 2018.

“Jika tidak (mengaktifkan), izin operasional bisa dihentikan, khususnya untuk nelayan yang punya kapal di atas 30 GT, yang mana bersifat wajib,” ungkap Syahril dalam persiapan sosialisasi e-log book di Bogor, Jawa Barat.


Cara Menangkap Ikan yang Baik

Seorang nelayan membawa perahunya untuk pergi memancing ikan di Kedonganan, Denpasar, Bali (15/7/2019). Batas wilayah Kelurahan Kedonganan terletak di ujung utara Kecamatan Kuta. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Dampak keberlanjutan dari data e-log book yang dipergunakan, salah satunya bahan dasar penyusunan harvest strategy--metode pengelolaan perikanan yang dianggap vital untuk perikanan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, bagaimana cara menangkap ikan yang baik dan benar.

"Tentunya, cara menangkap ikan dengan tetap menjaga kesejahteraan nelayan dan kelestarian laut," Syahril menambahkan.

Ia memperkirakan dari 525 ribu kapal penangkap ikan di perairan Indonesia, 99 persen adalah kapal di bawah 30 GT dan kapal di bawah 10 GT. Mereka menjadi kelompok terbesar dalam sosialisasi aktivasi e-log book.

Data yang terkumpul dari e-log book selanjutnya akan terkoneksi dan terkoreksi sebagai data perikanan yang diperbarui bulanan, bahkan tahunan.

ISLME memiliki nilai penting di antaranya penyumbang 1 persen dari produksi global perikanan, punya tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, dan bagian penting dari segitiga karang dunia (500 spesies terumbu karang, 2.500 spesies ikan laut, 47 spesies dari bakau, dan 13 spesies lamun).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya