Kala Air Terjun Green Canyon Bogor Kering Akibat Kemarau

Mengeringnya Sungai Ciomas Tonjong menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari

oleh Achmad Sudarno diperbarui 28 Agu 2019, 13:37 WIB
Air terjun atau curug green canyon di Ciomas, Bogor, Jawa Barat kering akibat kemarau 2019. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Air terjun Ciomas Tonjong atau yang kini dikenal dengan Curug Green Canyon adalah salah satu destinasi wisata menarik di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Setiap akhir pekan maupun libur panjang, obyek wisata yang terletak di Kampung Tonjong, Desa Cikutamahi, Kecamatan Cariu ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.

Namun semenjak empat bulan terakhir, hulu Sungai Ciomas Tonjong yang berada di kaki Gunung Sanggabuana itu kering kerontang akibat kemarau. Dampaknya, kunjungan wisatawan menurun drastis.

Pengelola wisata Curug Green Canyon Bogor, Warta Wijaya mengungkapkan, air terjun tersebut sudah empat bulan mengering dampak dari musim kemarau yang terjadi saat ini.

"Baru musim kemarau tahun ini curug mengering, sebelum-sebelumnya tidak separah sekarang," kata Warta, Rabu (28/8/2019).

Saat ini, kondisi obyek wisata yang bentuknya hampir sama dengan Green Canyon Pangandaran, sepi wisatawan. Biasanya, kunjungan wisatawan ke curug yang dikelola masyarakat setempat itu berkisar 250 orang di hari Sabtu dan 500 pengunjung pada hari Minggu.

"Kalau hari biasa kisaran 50 pengunjung. Karena sekarang kering, paling 15 orang, itu juga seret," kata dia.

Menurutnya, banyak pengunjung yang berasal dari luar Bogor kecewa dan memilih berbalik arah setelah mengetahui kondisi Air Terjun Green Canyon Bogor kering kerontang.

"Ya pengunjung banyak yang memilih balik lagi karena airnya kering," ungkap pria yang akrab disapa Ulis Jaya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Berdampak ke Penduduk Setempat

Air terjun atau curug green canyon di Ciomas, Bogor, Jawa Barat kering akibat kemarau 2019. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Sepinya kunjungan wisatawan juga berdampak pada perekonomian warga setempat. Para pemilik warung memilih tutup. "Usaha warga kami juga terdampak," ucapnya.

Tak hanya itu, mengeringnya Sungai Ciomas Tonjong menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, cuci, mandi dan kakus.

"Dampaknya sangat luas. Ini terjadi semenjak hulunya di kaki gunung beralih fungsi jadi kebun kopi," terangnya.

Kini pengelola wisata maupun warga yang mengandalkan air dari aliran tersebut mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi sekarang ini.

Curug Ciomas Tonjong oleh para wisatawan disebut mirip dengan Green Canyon Pangandaran. Karenanya, curug yang dibuka pada tahun 2014 itu juga dikenal dengan sebutan Green Canyon Mini.

Selain bisa menikmati keindahan alam, di kawasan wisata alam ini pengunjung bisa berenang sambil mengarungi curug atau melompat dari atas bukit batu yang tingginya sekitar 10–12 meter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya