Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk mengurangi polusi dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil. Salah satunya dengan penggunaan mobil listrik. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan hari ini melakukan uji coba bus listrik buatan lokal, yaitu PT Mobil Anak Bangsa (MAB).
Bus listrik yang diuji coba hari ini adalah seri MD12-E dengan kapasitas 30 tempat duduk di dalamnya. Seri ini merupakan kelas premium dengan tempat duduk sangat empuk dan nyaman lengkap sengan sabuk pengaman setiap kursinya. Namun dilengkapi juga dengan pegangan tangan untuk penumpang yang berdiri.
Ruangan di dalam bus pun sangat luas. Bus dengan panjang 12 meter ini terdiri dari dua dek, Dek depan terdapat 7 tempat duduk berhadap-hadapan, sisanya kursi di dek atas dengan konfigurasi seat 2 - 2.
Baca Juga
Advertisement
Dilihat dari luar, sekilas bus ini tampak seperti bus TransJakarta low entry. Namun saat bus mulai melaju mulai terasa perbedaannya.
Bus listrik melaju nyaris tanpa suara. Jalannya pun sangat mulus, meski suspensinya masih terasa sedikit. Uji coba dilakukan dengan titik awal keberangkatan Kementerian Perhubungan hingga Kawasan Sudirman setelah sebelumnya memutar di Kawasan Semanggi.
Saat melaju di tanjakan pun, deru suara mesin hampir tidak terdengar. Yang ada hanya suara bunyi pendingin yaitu AC di dalam bus.
Techincal Director MAB, Bambang Tri Soepandi mengungkapkan bus listrik ini dibuat oleh engineer-engineer lokal.
"Kami melibatkan engineer-engineer di Indonesia untuk mendesain chasis frame-nya," kata dia, di dalam bus, Selasa (28/8/2019).
Sementara pembuatan bodinya diserahkan pada perusahaan karoseri. "Untuk memberi kesempatan pada karoseri untuk membuat bus listrik," ujarnya.
Butuh 3 Tahun
Dia mengungkapkan, bus listrik tersebut dikembangkan selama kurang lebih 3 tahun hingga akhirnya bisa mengaspal di jalan raya. Awalnya, bus berukuran lebih besar kemudian dibuat lebih ringkas.
"Pada awal kita mendesain awal kami sudah membuat 3 bus protorype. Yang pertama beratnya masih terlalu tinggi kemudian kita reduksi, ini yang kedua dan yang ketiga lebih ringan lagi," ungkapnya.
Kendati demikian, komponen pembuatan baterai masih berasal dari luar negeri. Sebab pabrikan di Indonesia belum dapat memenuhi pesanan pembuatan baterai untuk bus listrik tersebut.
"Mengenai baterai, kemudian motor listrik kemudian controllernya itu kami masih beli dari luar.," ujarnya.
Advertisement
Bakal Digunakan Angkasa Pura?
Dia mengungkapkan, saat ini bus sudah diuji cobakan di beberapa perusahaan. Salah satunya adalah PT Angkasa Pura II dan Garuda untuk mengangkut penumpang di bandara.
"AP II kira-kira 2 bulan lalu sudah uji coba selama 2 bulan. Kemudian Garuda bulan lalu mereka uji coba sebulan kemudian setelah 17 Agustus mereka minta extend sebulan lagi untuk menguji performance dari bus ini," ujarnya.
Bus ini memiliki kapasitas 259,2 Kwh dengan 12 baterai pack. Di belakang terdapat 4 baterai, kemudian di samping kiri dan kanan terdapat 2 buah, dan 4 sisanya di bawah mobil.
Waktu pengecasan bus ini adalah 3 jam dengan kecepatan maksimal 70 km per jam.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: