Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan India dilaporkan mengambil langkah ekstrem untuk mencegah dampak buruk dari vape. Mereka mengusulkan larangan produksi, impor, hingga peraturan eksekutif terkait penggunaan rokok elektrik untuk publik.
"Rokok elektrik dan teknologi serupa yang mendorong penggunaan tembakau atau berdampak bagi kesehatan masyarakat, berbahaya bagi pengguna aktif maupun pasif," kata rilis dari Kemenkes India seperti yang diterima oleh Reuters, dikutip dari India Today pada Rabu (28/8/2019).
Advertisement
Kemenkes India mengusulkan hukuman penjara tiga tahun, serta denda 500 ribu rupee atau hampir 100 juta rupiah, bagi mereka yang telah melakukan pelanggaran berulang.
Sementara itu, rancangan regulasi mengancam mereka yang pertama kali melanggar dikenai hukuman satu tahun penjara serta denda 100 ribu rupee atau sekitar 19 juta rupiah.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Kemenkes India Tolak Berkomentar
Namun, regulasi ini baru sebuah usulan. Peraturan tersebut bisa gugur jika tidak disetujui oleh parlemen dalam sesi sidang berikutnya, yang kemungkinan diadakan pada November.
Reuters sendiri melaporkan bahwa mereka telah menghubungi Kemenkes India, namun mereka belum memberikan tanggapan terkait kabar tersebut.
Kemenkes setempat juga menambahkan argumen dari para aktivis penentang rokok elektrik yang menyatakan bahwa produk tersebut mampu menyebabkan kecanduan nikotin.
"Ada bukti bahwa produk-produk ini merupakan pintu gerbang ke produk-produk tembakau, serta mendorong remaja dan dewasa muda untuk menggunakan nikotin yang mengarah pada kecanduan," tulis dokumen tersebut.
Advertisement
Kematian Pertama Terkait Vape
Vape serta penggunaan rokok elektrik lainnya baru-baru ini kembali mendapatkan sorotan. Baru-baru ini, Amerika Serikat melaporkan kematian pertama dari pengguna vape.
"Dia dirawat di rumah sakit karena penyakit yang tidak dapat dijelaskan, setelah penggunaan vape atau rokok elektronik," kata dokter Jennifer Layden, kepala petugas medis dan ahli epidemiologi di Illinois seperti dikutip dari BBC.
"Kematian tragis di Illinois ini memperkuat risiko serius yang terkait dengan produk rokok elektrik," ujar Direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Robert Redfield.