Alhamdulillah, Warga Pekanbaru Akhirnya Hirup Udara Segar

Tingginya intensitas hujan di sebagian besar wilayah Riau mulai meredakan titik panas. Kabut asap yang membuat kualitas udara memburuk akhirnya hilang di Pekanbaru.

oleh M Syukur diperbarui 29 Agu 2019, 01:00 WIB
Kondisi terkini Kota Pekanbaru setelah bebas kabut asap karena instensitas hujan yang mengurangi titik panas. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kerinduan masyarakat Kota Pekanbaru menghirup udara segar sejak dua bulan belakangan akhirnya kesampaian. Sudah hampir tiga hari hujan turun dengan intensitas berbeda sehingga mengurai kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hujan yang terkadang turun dini hari hingga siang ini juga mengurangi sebaran titik panas indikasi Karhutla Riau. Pada Rabu siang, 28 Agustus 2019, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru mencatat hanya ada 10 titik panas.

Turunnya hujan tak lepas dari doa dari masyarakat Pekanbaru yang sudah sering melaksanakan Salat Istisqa. Upaya Satgas Karhutla Riau tentu tak bisa dilupakan karena sering menyemai garam untuk memodifikasi cuaca.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Jim Gafur, hingga akhir Agustus ini sudah 86,4 ton garam disemai di awan berpotensi hujan. Jumlah ini terus bertambah karena modifikasi cuaca terus dilakukan.

"Sudah dilakukan penyemaian sebanyak 101 sortir oleh pesawat," kata Jim kepada Liputan6.com, Rabu (28/8/2019).

Menurut Jim, teknologi modifikasi cuaca dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dilakukan sejak Februari lalu. Kemudian dilanjutkan lagi ketika musim kemarau kering diprediksi berlangsung hingga Oktober nanti.

"Dan akhirnya sebagian besar wilayah Riau sudah mulai turun hujan," sebut Jim.

Jim menyebut dirinya saat ini berada di Desa Kemang, Pangkalan Kuras, Pelalawan. Beberapa waktu lalu, daerah itu terjadi kebakaran lahan cukup hebat sehingga menimbulkan kabut asap.

"Dan Desa Kemang sudah turun hujan, titik api sudah padam. Namun begitu petugas masih di lapangan untuk mendinginkan lokasi bekas kebakaran," kata Jim.

Jim berharap hujan lebih sering turun dengan modifikasi cuaca hingga Oktober nanti. Pasalnya hujan merupakan satu-satunya senjata ampuh untuk mengendalikan Karhutla Riau.


Potensi Hujan di Riau

Kondisi Kota Pekanbaru ketika masih diselimuti kabut asap hasil Karhuta Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Sebelumnya, BMKG Pekanbaru sejak Senin lalu sudah berulang kali mengeluarkan peringatan dini terjadinya hujan. Hingga Rabu, peringatan serupa juga dikeluarkan agar masyarakat siap menghadapi terjadinya hujan.

"Daerah seperi Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Dumai, Bengkalis, Siak dan Kepulauan Meranti diprakirakan terjadi hujan ringan hingga lebat," kata staf BMKG, Marzuki.

Dia menjelaskan, pada Rabu siang potensi hujan terjadi dari siang hingga petang hari. Intensitasnya mulai dari ringan hingga sedang dan terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir.

Berikutnya pada malam hari, tambah Marzuki, diprakirakan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Riau.

"Kemudian dini hari diprakirakan hujan dengan intensitas sedang di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Kuantan Singingi dan Bengkalis," sebut Marzuki.

Daerah yang diprakirakan terjadi hujan itu sebelumnya menjadi langganan kebakaran lahan dan memproduksi asap. Turunnya hujan diprediksi membuat titik panas menurun dan titik api padam.

Meski hujan, bukan berarti tidak terpantau titik panas di Riau. BMKG dengan satelit yang digunakan mendeteksi 10 titik panas dan tersebar di Kabupaten Bengkalis 9 titik serta Pelalawan 1 titik.

Dari 10 titik itu, sebanyak 8 di antara merupakan titik api dengan level kepercayaan di atas 70 persen. Titik api itu semuanya terdapat di Bengkalis.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya