Buya Syafii: Indonesia 74 Tahun Merdeka, Ketimpangan Sosial Masih Parah

Buya Syafii menyebut, salah satu hal yang dianggap rawan adalah persoalan tanah.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 28 Agu 2019, 20:48 WIB
Buya Syafii mengungkapkan kemarahannya pasca aksi bom gereja di Surabaya

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii meminta para pejabat tinggi negara, hingga seluruh lapisan masyarakat dapat menyadari kondisi bangsa saat ini. Menurutnya, kondisi sosial negeri ini tidak kunjung membaik.

"Saya lihat bangsa ini nggak boleh dibiarkan begini terus. 74 tahun merdeka, ketimpangan sosial masih parah sekali," tutur sosok yang alrab dikenal Buya Syafii itu di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).

Buya Syafii menyebut, salah satu hal yang dianggap rawan adalah persoalan tanah.

"Saya dengar dari orang penting, Undang-Undang Pertanahan akan menguntungkan para konglomerat. Rakyat jelata gimana? Rakyat jelata itu jangan ada sangka, apa ya, ga penting jelata itu. Jangan. Nanti mereka berdoa pada Tuhan, kapan berakhirnya merdeka ini?," jelas dia.

Persoalan bangsa ini, lanjut Buya Syafii, selalu berulang kali diingatkannya kepada setiap tokoh yang datang menemuinya. Pejabat pemerintah atau pun partai politik saat ini tampak hanya memikirkan kekuasaan dibandingkan kepentingan rakyat.

"Beberapa hari lalu Pak Surya Paloh datang ke rumah, serombongan besar dengan Metro TV. Saya bilang dengan Pak Surya Paloh, Pak Surya Paloh, Anda ini seorang orator, pengusaha, pemimpin partai, punya segala-galanya. Coba bapak lihat sekarang apa yang dilihat politisi, adalah 2024. Itu yang dipikirkan," katanya

"Kemudian Pak JK datang ke rumah beberapa waktu lalu. Saya ulang lagi. Yang memikirkan bangsa negara ini siapa?," Buya Syafii menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya