Gelar Pertemuan Internasional, BI Dorong Digitalisasi UMKM

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, di tengah ketidakpastian yang dimunculkan era digital, perlu adanya sinergi serta inklusivitas yang merangkul masyarakat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Agu 2019, 09:30 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengadakan Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 pada 28-30 Agustus 2019 di Bali. Tema yang dipilih adalah Maintaining Stability and Strengthening Momentum of Growth Amidst High Uncertainties in Digital Era.

BMEB merupakan jurnal BI yang sudah diakui dunia internasional. Gubernur BI Perry Warjiyo juga turut hadir pada Kamis (29/8/2019) untuk memberikan keynote speech dan menyambut presentasi 65 paper yang lolos seleksi ketat.

Perry berkata di tengah ketidakpastian yang dimunculkan era digital maka perlu adanya sinergi serta inklusivitas yang merangkul masyarakat luas. Tujuannya agar pelaku ekonomi mulai dari pegiat startup hingga bisnis kecil bisa berkontribusi pada ekonomi. BI pun juga turut membina UMKM.

"Itu memang bagaimana kita secara bersama bersinergi membangun ekonomi keuangan digital sehingga bisa mengarahkan, mengangkat inovasi, dan juga inklusi di dalam pertumbuhan ekonomi maupun keuangan. Banyak startup-startup yang bisa dikembangkan. Salah satu UMKM yang kita tampilkan juga sangat berkembang di kreativitas dan dalam penggunaan digital finance," ujar Perry Warjiyo di Kuta, Bali.

Pihak BI juga mendukung ekonomi digital lewat mengoptimalkan pembayaran digital. Yang pertama adalah QRIS yang menyatukan QR code di Indonesia, kemudian elektrifikasi transaksi keuangan pemerintah, seperti Bansos.

"Sistem pembayaran digital itu juga bisa mendukung ekonomi keuangan digital termasuk QRIS yang sudah diumumkan, dan juga elektronifikasi dari berbagai transaksi, apakah Bansos, keuangan daerah, maupun dari berbagai usaha pemerintah," ujar Perry.

Perry berkata bahwa pegembangan digital banking telah menjadi kunci untuk pengembangan ekonomi digital. Interlink atau sinergi pun dibutuhkan antara fintech maupun digital banking.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Dukung Pemerintah Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan fokus Bank Indonesia di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dunia. Meskipun BI punya tujuan utama menjaga kestabilan nilai rupiah, namun BI menilai fokus itu tidaklah cukup.

Perry menyatakan Indonesia juga harus memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. BI ingin agar kestabilan tetap terjaga, namun ekonomi Indonesia tetap tumbuh sesuai target.

"BI pro stability dan pro growth. Bank sentral harus fokus agar nilai tukar stabil, itu ilmu lama. Kalau bank sentral di negara maju, turunin suku bunga saja sudah cukup. Tapi beda dengan negara berkembang seperti Indonesia, fokus kebijakannya juga harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam acara Kadin Talks di Menara Kadin, Senin (26/08/2019).

Perry menambahkan, ada 5 elemen ilmu yang jadi dasar bank sentral mengambil kebijakan, antara lain suku bunga, nilai tukar, kebijakan makroprudensial, dorongan pembiayaan ekonomi dan ekonomi digital.

Untuk menentukan kebijakan, maka BI akan meramu sedemikian rupa 5 elemen tersebut, mana yang harus diturunkan atau dinaikkan, mana yang harus dilonggarkan dan sebagainya.

"Mana yang jadi jamu pahit, mana yang jadi jamu manis. Dari tahun kemarin sampai sekarang, suku bunga kredit turun. Itu karena ada 1 jamu manis (elemen suku bunga diturunkan) meskipun 4-nya jadi jamu pahit," lanjutnya.

Tahun ini, Perry melanjutkan, 5 elemen tersebut akan jadi 'jamu manis' untuk pertumbuhan ekonomi, mengingat dalam dua kuartal berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mencapai target.

Di sisi lain, BI juga mengajak para pengusaha untuk lebih proaktif dan tidak hanya wait and see.

"Kalau sudah dilonggarkan kebijakannya, diturunkan suku bunganya, tapi pelaku usaha masih wait and see, kan sama saja," tutupnya.


BI Sebut Desa di Jawa Timur Berpotensi Kembangkan Ekonomi

Ilustrasi Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) perwakilan Jawa Timur mengharapkan para pemuda di desa Jawa Timur dapat mengembangkan konsep kampung kreatif seperti di Flory, Yogyakarta.

Dengan pengembangan potensi desa diharapkan dapat  dikerjasamakan dengan perbankan untuk menghasilkan nilai komersial.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A.Johansyah menuturkan, sebelumnya berkunjung ke Kampung Kreatif Flory di Kabupaten Slema, Daerah Istimewa Yogyakarta menuturkan, konsep kampung atau desa mandiri seperti Flory bisa diterapkan di setiap lokasi di Jawa Timur antara lain Jember, Banyuwangi, Malang, Kediri dan Blitar.

"Desa di Jawa Timur jumlahnya sangat banyak  dan memiliki potensi yang beragam seperti kopi dan segala macam, apalagi dengan infrastruktur jalan tol saat ini semakin banyak dan bagus sehingga mobilitas orang semakin gampang,” tutur dia, seperti melansir Antara, Selasa (27/8/2019). 

Setelah didesain bagus, ia menuturkan, bisa menarik wisatawan masuk ke kampung itu. Salah satu potensinya yaitu kegiatan outbond yang kini diminati sejumlah perusahaan.

"Setelah terbentuk, BI bisa masuk dan bersinergi seperti dengan Kampung Flory. Intinya BI masuk bukan dari nol tetapi sudah ada bibitnya, tinggal disinergikan dalam bentuk seperti fasilitas jalan, pelatihan digital marketing dan mempromosikan bisa melalui artike sehingga bisa dibaca khalayak,” ujar dia.

Ia juga mengapresiasi keberadaan Konsep Kampung Flory yang menjadi desa unggulan wisata dengan konsep pariwisata, pendidikan, pertanian dengan perikanan, kuliner, budaya dalam satu kawasan.

"Kampung kreatif Flory merupakan contoh yang berhasil dan diharapkan bisa menjadi percontohan di desa-desa di Jawa Timur. Sebab untuk mendapatkan uang bukan hanya  dari berjualan produk pertanian, perkebunan," ujar dia.

Difi menambahkan, konsep Kampung Flory di Jawa Timur sudah yakni di Trawas yang menjual pemandangan sehingga keuntungannya lebih banyak dari pada pertanian.

"Harapan saya pemuda di desa Jawa Timur yang punya potensi bisa menerapkan seperti ini, kalau perlu belajar ke Kampung Flory,” ujar dia.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya