Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan di industri fashion turut menghadirkan inovasi, tidak terkecuali untuk busana tradisional, kebaya. Adanya kolaborasi baik dari sisi material dan hiasan turut membawa tren tersendiri khususnya di 2019.
"Mungkin sejauh ini masih hampir sama dengan 2018. Nggak jauh-jauh generasi muda masih suka yang konsepnya cutting simpel tapi pengen detail-detail yang glamor," kata desainer Vera Anggraini di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 27 Agustus 2019.
Vera Anggraini menambahkan kesan glamor sendiri hadir lewat penambahan detail kristal-kristal yang begitu diminati. Selain itu, ada pula permintaan yang tidak kalah mencuri perhatian.
Baca Juga
Advertisement
"Walaupun ada sebagian juga yang frontal tidak mau ada mote, tapi saya lebih menyarankan dengan pemilihan bahan yang bagus yang lebih bisa rapi," tambah desainer berusia 44 tahun tersebut.
Selain itu, model kebaya simpel, sedikit detail drapery namun penuh kristal-kristal juga masih diminati. Kebaya-kebaya tersebut kebanyakan dibuat untuk kebaya pengantin.
Vera melihat selera anak-anak muda lebih kepada model yang lebih fleksibel. "Sekarang juga kebaya nggak harus ketat semua jadi yang model longgar juga sedang diminati sekali," kata Vera Anggraini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nasib Kebaya Klasik
Besar harap Vera agar kebaya cutting klasik masih diminati karena anak muda sangat bangga mengenakan baju tradisional. Kebaya kini juga telah dapat dipakai di berbagai kesempatan.
"Jadi, kayak bridesmaid saja lucu-lucu sekali bajunya dan mereka bebas berekspresi dengan model yang sangat bervariasi tetapi tetap tidak menghilangkan pakem indahnya kebaya," kata Vera.
Untuk warna, Vera juga menyebut belum terlalu banyak perubahan. "Permintaan masih banyak ke warna pastel, biru, rose gold, masih warna-warna standar," jelasnya.
Sebelumnya, sebagai bentuk kecintaan Vera pada kebaya, koleksi kebayanya terangkum apik dalam jepretan fotografer Darwis Triadi di buku bertajuk Kebaya - Merajut Daur Hidup. Buku ini telah resmi dirilis pada 27 Agustus 2019.
"Asal muasalnya karena kebaya bisa dibilang dikenakan mulai acara pernikahan sampai tua. Banyak acara yang bisa mengenakan kebaya seperti pernikahan, syukuran, pelantikan itu diwakilin memakai busana kebaya atau kebaya nasional," tambahnya.
Buku dengan 251 halaman ini menampilkan 74 model yang merupakan klien Vera. Dijual dengan harga Rp1 juta, buku diterbitkan oleh Red & White Publishing ini turut berkolaborasi dengan wedding planner Weddingku serta organizer pernikahan Emil Eriyanto dan Dhanny Iskandar.
"Karena hard cover, materialnya lumayan pilihan karena saya ingin buku ini bisa disimpan dalam jangka waktu yang panjang sehingga pemilihan material dan kertasnya yang terbaik," lanjutnya.
Advertisement