Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya perkembangan teknologi membawa inovasi menarik, termasuk dalam hal mengajarkan nilai positif untuk anak-anak. Satu di antaranya dihadirkan oleh channel YouTube Mana Banana lewat konten animasi yang ramah anak.
Setelah sempat merilis video seri bertajuk Mama Papa pada 2015, Mana Banana kini secara teratur mengunggah konten yang sarat edukasi melalui animasi Ghost School Days. Produksi cerita ini adalah kolaborasi antara Manimonki Animation Studio dan Muffin Graphics.
"Ghost School Days latar belakang ceritanya dari bermacam-macam ras hantu. Ada hantu kaya dan miskin. Dens sama Thole tokoh utama di animasi hantu miskin," kata Yudhatama, founder Manimonki Animation Studio kepada Liputan6.com di Gedung KLY KapanLagi Youniverse, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Serial ini berangkat dari komik yang diterbitkan oleh Muffin Graphics. Meski menyisipkan kata ghost atau hantu, tetapi cerita dan animasi yang dibawa tentunya tidak seram dan justru menyenangkan untuk ditonton anak-anak.
"Penerbit komiknya sudah riset pasar, anak-anak sebenarnya senang horor, cuma kalau ditunjukkan atau nontonnya takut tapi mereka penasaran karena senang horornya itu. Sudah nonton tidak ada seramnya cuma sebagai penarik perhatian anak-anak," tambahnya.
Yudha menyebut konsep cerita Ghost School Days lebih imajinatif daripada di dunia nyata. "Anak-anak suka karakter-karakter yang nggak ada di sekeliling mereka, entah hantu, kuda poni yang memang dalam bayangan mereka 'ini ada atau nggak' mereka masih ada di dunia itu," kata Yudha.
Sebelumnya, Mana Banana merilis video Mama Papa dengan durasi sekitar satu menit. Format itu diubah ketika memasuki serial Ghost School Days.
"Format untuk bisa dinikmati dulu satu menit, lalu kita bisa bikin agak lebih panjang, biar ceritanya lebih enak. Kita coba lebih menaikkan secara kualitas, cerita, belajar cerita lebih panjang," jelas pria yang juga menjadi sutradara Ghost School Days tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Konten-Konten Edukatif
Yudhatama turut menambahkan bahwa lewat serial Ghost School Days ia menemukan partner yakni Muffin Graphics yang memiliki visi yang sama. Di mana Muffin menghadirkan konten bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak.
"Membangun karakter untuk anak-anak, ketika kita terjemahkan ke animasi, ada penyesuaian di komik tokoh utamanya Darko, di animasi Dens Thole biar lebih drama," jelas Yudha.
Sementara, tokoh utama di animasi yakni Dens dan Thole agar terasa lebih drama. Konsep pun sedikit mengalami perubahan di mana animasi setelah menyaksikan, penonton merasa lebih positif seperti rasa senang yang dibutuhkan anak-anak.
Mana Banana melalui konten animasi yang dihadirkan ini menyebarkan kebaikan secara universal. Maka dari itu, ada beberapa hal yang sangat diperhatikan dalam proses produksi sebelum video tayang.
"Makanya kata-kata kasar nggak ada di konten kita. Ngomong "anu" sama editor langsung edit cari kata-kata lain. Mencoba mengajarkan basic karakter saja kadang kita terlupakan, nggak diajarkan ke anak-anak," lanjutnya.
Di sisi lain, Mana Banana ingin menyampaikan kebaikan tersebut lewat cerita biasa. Sebut saja menampilkan tokoh Dens yang meski agak jahil tetapi bertanggung jawab atau Darko yang suka menolong teman.
"Anak menyerap contoh saja nggak perlu dikasih tahu harus baik bertanggung jawab, tapi secara bercerita," tambah Yudha.
Advertisement