Liputan6.com, Jakarta Asian Infrastructure Investment Bank atau Bank Investasi Infratruktur Asia (AIIB) memberikan peluang sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan Ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Vice President Chief Administration Officer Luky Eko Wuryanto mengatakan, dengan memperhatikan kualitas pinjaman dari proyek Pemerintah, AIIB mendukung rencana Presiden Joko Widodo dalam memindahkan ibu kota negara.
"Ya kalau mereka (Pemerintah) bicara sama kita tentu kita akan pertimbangkan," tuturnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Luky menjelaskan, AIIB sebagai lembaga keuangan terus mendukung Pemerintah dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia. Sebabnya, AIIB bersedia dalam meningkatkan akses pembiayaan infrastruktur di tanah air.
"Teman-teman dari AIIB menyambut baik rencana tersebut. Artinya kalau memang nantinya mengajukan agar AIIB men-support, kita akan pertimbangkan dengan kriteria yang sudah disebutkan," kata dia.
Dengan pembangunan Ibu kota baru yang total investasinya senilai Rp466 triiliun itu, kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur dinilai butuh manajemen yang terarah.
"Jadi itu adalah tantangan yang besar. Tapi ya why not? Butuh ada komitmen untuk itu dan mestinya all out," jelas Luky.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cegah Mati Lampu, Pemerintah Ajukan Utang ke AIIB USD 500 Juta
Pemerintah melalui lembaga keuangan Cina yakni Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) mengajukan pinjaman senilai USD 500 juta untuk Proyek Penguatan dan Distribusi Tenaga Listrik PLN Jawa Timur dan Bali.
Vice President and Chief Administration Officer AIIB Lucky Eko Wuryanto mengatakan, pinjaman ini diajukan sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam distribusi kelistrikan RI dimana belum lama ini terjadi insiden blackout se-Jawa dan Bali.
"Salah satu proyek yang sedang direncanakan adalah proposal untuk memperkuat distribusi dan jaringan energi di Jawa Timur dan Bali. Ini untuk meningkatkan akses pelayanan energi," tuturnya kepada Liputan6.com di Jakarta Kamis (20/8/2019).
Lucky menjelaskan, dalam 2 tahun terakhir, AIIB setidaknya telah membantu Pemerintah Indonesia dalam hal mendukung pariwisata berkelanjutan. AIIB juga telah merehabilitasi dan modernisasi sektor irigasi nasional.
"Selain itu kami juga memperkuat distribusi dan jaringan energi yang mana bertujuan untuk meningkatkan akses serta kualitas pelayanan energi di Indonesia," ujarnya.
Advertisement
Tak Bisa Andalkan APBN
Dia menegaskan, dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang terbilang masif, Pemerintah Indonesia menurutnya memang tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) semata.
Sebab itu, perlu ada pihak lain atau swasta yang ikut ambil andil dalam pertumbuhan dan perekembangan perekonomian Indonesia kedepannya.
"Memang ada Worldbank dan IMF yang ikut memberikan pinjaman namun itu saja tidak cukup, butuh organisasi lain yang fokus pada pembangunan infrastruktur (AIIB) karena Asia cukup tertinggal dalam hal infrastruktur," kata dia.