Partai Oposisi Australia Usulkan Pelonggaran Aturan Visa bagi WNI

Pemimpin Oposisi Australia menyatakan masuk akal jika aturan ketat Visa Australia yang diberlakukan untuk warga Indonesia perlu untuk diubah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2019, 07:35 WIB
Bendera negara Australia - AFP

Liputan6.com, Canberra - Pemimpin Oposisi Australia yang juga Ketua Partai Buruh Anthony Albanese menyatakan masuk akal jika aturan ketat Visa Australia yang diberlakukan untuk warga Indonesia perlu diubah. Hal itu telah mempersulit turis Indonesia berkunjung ke sana.

Albanese menyinggung hal itu dalam kunjungan resmi pertamanya ke luar negeri, yaitu ke Jakarta pada awal pekan ini, Senin 26 Agustus. Didampingi Menlu (bayangan) Penny Wong dan anggota DPR Luke Gosling, Albanese menemui Menlu RI Retno Marsudi.

Seperti dilaporkan kantor berita Australian Associated Press, usai pertemuan itu Albanese menyatakan mendukung penyederhanaan proses visa untuk warga Indonesia yang ingin bepergian ke Australia sebagai turis.

Saat ini, warga Australia dapat melakukan perjalanan ke Indonesia tanpa visa dan tinggal selama satu bulan (bebas visa).

Tapi sebaliknya, warga Indonesia justru harus menjalani proses permohonan visa yang panjang dan memakan waktu dengan biaya 140 dolar per orang atau hampir Rp 1,5 juta.

Pemohon juga akan ditanyai sejumlah hal seperti apakah yang bersangkutan pernah melakukan genosida, terlibat kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, penyiksaan, perbudakan dan sejumlah pertanyaan ketat lainnya.

Setelah melalui proses seperti ini, permohonan visa itu juga bisa ditolak dan uangnya tidak dikembalikan.

"Di negara luas ini, di seluruh nusantara, kelas menengahnya tumbuh yang berpotensi meningkatkan jumlah turis dari Indonesia di Australia," katanya seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (29/8/2019).

Albanese menambahkan saat ini Indonesia merupakan tujuan tertinggi kedua bagi warga Australia setelah Selandia Baru. Sekitar 1 juta warga Australia datang ke Indonesia pertahun.

"Faktanya adalah jumlah yang sebaliknya datang ke sini sekitar 200.000 pertahun, bisa meningkat lebih banyak lagi," ujarnya.

"Harus ada solusi yang masuk akal untuk permasalahan ini, sekaligus mengakui bahwa kita berada dalam lingkungan global yang kompetitif," tambah Albanese yang beberapa waktu lalu menggantikan pemimpin oposisi sebelumnya, Bill Shorten.

Simak video pilihan berikut:


Soal Perdagangan Bebas RI - Australia

Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Sementara itu terkait perjanjian perdagangan bebas kedua negara, Anthony Albanese meminta PM Scott Morrison untuk membuat "buku putyih" hubungan ekonomi Australia-Indonesia, ketika parlemen masing-masinmg meratifikasi perjanjian itu.

"Keterlibatan regional dengan Indonesia dan seluruh wilayah di kawasan ini menjadi inti kebijakan luar negeri kami (oposisi)," kata Albanese.

Dia menambahkan, meningkatkan hubungan ekonomi dan hubungan antarmanusia bukan hanya mendukung terciptanya lapangan kerja tapi juga akan menciptakan "lingkungan yang stabil dan damai" di kawasan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya