Tensi Perang Dagang Mereda, Harga Emas Turun

Harga emas pada perdagangan Kamis ditutup turun 0,8 persen

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Agu 2019, 07:30 WIB
Petugas menunjukan dummy emas batangan saat pameran di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Pada hari sebelumnya, harga emas mencapai Rp 755 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada perdagangan hari Kamis karena penguatan dolar dan pasar saham memperoleh kepercayaan setelah adanya perkembangan positif terkait perang dagang AS-China.

Namun bayang-bayang kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global membuat penurunan harga emas terbatas.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (30/8/2019), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.526,62 per ounce. Masih berada di dekat level tertinggi sejak April 2013 di USD 1.554,56 yang mententuh pada hari Senin. Sementara harga emas berjangka AS ditutup juga turun 0,8 persen pada USD 1,536,90 per ounce.

"Ada lebih banyak optimisme pada pembicaraan perdagangan dan yang tampaknya membuat sebagian orang mengabaikan emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.

Harga emas telah naik sekitar 8 persen selama satu bulan ini, yang bisa menjadi bulan terbaik sejak Juni 2016 karena sentimen terhadap pelemahan ekonomi global yang mendorong permintaan untuk safe-haven.

"Banyak pedagang di luar sana merasa bahwa meskipun Cina kembali dan mengatakan bahwa mereka ingin berbicara dengan tenang, tidak ada yang benar-benar berubah," tambah Matousek.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Suku Bunga The Fed Diperkirakan Turun

The Fed (www.n-tv.de)

Wall Street menguat setelah kementerian perdagangan Cina mengindikasikan bahwa Beijing berharap akan ada penyelesaian perselisihan dagang yang sudah berlangsung lama dengan Amerika Serikat.

Sementara itu, imbal hasil keuangan AS bergerak dari posisi terendah baru-baru ini dan dolar naik 0,3 persen, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga bulan depan. Banyak investor percaya bahwa Bank Sentral Jepang akan mengikutinya.

Dengan kelemahan ekonomi saat ini, "bank sentral global akan akomodatif dan itu mendukung untuk harga emas," kata Jeff Klearman, manajer portofolio di GraniteShares.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya