Masuk Masa Panen, Harga Cabai Jadi Rp 15 Ribu per Kg di Tingkat Petani

Petani cabai di Gresik, Jawa Timur, mulai memasuki masa panen cabai merah. Namun, hasil panen tersebut tidak sesuai dengan harga penjualan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2019, 13:00 WIB
Pedagang menata cabai untuk di jual di Pasar di Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Liputan6.com, Jakarta - Petani cabai di Gresik, Jawa Timur, mulai memasuki masa panen cabai merah. Namun, hasil panen tersebut tidak sesuai dengan harga penjualan.

Jika di awal Agustus harga di tengkulak sempat mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Namun, kini hanya Rp 15 ribu per kilogram. Para petani cabai merah besar di Desa Ketapang, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur memasuki masa panen. Namun, meski panen raya, harganya justru turun drastis hanya Rp 15 ribu per kilogramnya.

Padahal awal Agustus, harga di tengkulak sempat mencapai Rp 50 ribu per kg. Dengan harga jual Rp 15 ribu per kg, petani hanya untung Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per kilogramnya.

Para petani berharap harga cabai merah besar tetap stabil Rp 15 ribu agar tidak merugi.  Sebelumnya, saat tidak ada petani yang menanam cabai rawit, selama tiga bulan para tengkulak di Gresik mendatangkan cabai dari luar daerah, dengan harga relatif mahal hingga Rp 55 ribu per kgnya.

"Rp 15 ribu. Turun. Sebelumnya Rp 50 ribu. Ndak paham turun," ujar Petani Cabai Mustain, seperti ditayangkan dalam program Liputan6.

Hampir 90 persen masyarakat Desa Ketapang, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik berprofesi sebagai petani cabai merah. Dari lahan seluas 2.000 meter persegi, petani mampu menghasilkan tiga ton hingga empat ton cabai merah besar.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya