Liputan6.com, Cirebon - Dipilihnya Cirebon sebagai salah satu dari tiga opsi lokasi pemindahan ibu kota baru Jawa Barat mendapat beragam reaksi.
Kepala BI Cirebon Fadhil Nugroho salah satunya. Dirinya mengatakan, wacana Gubernur Jawa Barat memindahkan ibu kota provinsi Jawa Barat ke Cirebon dianggap tepat.
Baca Juga
Advertisement
"Potensi Cirebon masih banyak yang bisa digali dan Cirebon sendiri masih luas fasilitas infrastruktur juga mendukung," kata Fadhil, Jumat (30/8/2019).
Dari segi infrastruktur, Bandara Kertajati sudah beroperasi di wilayah Ciayumajakuning. Selain itu, Cirebon memiliki pelabuhan yang aktif sejak dulu.
Dia mengatakan, belum lama ini BI Cirebon merintis pembangunan pusat logistik brikat. Secara geografis, Cirebon merupakan daerah lintasan utama menuju ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Potensial sekali apalagi dari sejarah Cirebon sudah tidak diragukan lagi. Keraton juga masih aktif," ujar dia.
Fadhil juga mengatakan, perkembangan ekonomi di wilayah Ciayumajakuning bagus. Sekitar 10 persen penyerapan APBD Provinsi Jawa Barat ada di wilayah Ciayumajakuning.
Dari 10 persen tersebut, 4,4 persen serapan APBD Jawa Barat ada di Kabupaten Indramayu. Sementara itu, Kabupaten Indramayu sendiri berencana akan mendirikan industri petrokimia.
"Jadi kota perdagangan dan transit Cirebon bisa jadi pusat kebudayaan bahkan pusatnya budaya Jawa Barat," ujar dia.
Persoalan Sampah
Namun demikian, Fadhil mengaku Cirebon bisa gagal menjadi kandidat ibu kota Jawa Barat jika penataan kotanya masih tidak baik.
Seiring perkembangannya, persoalan sampah menjadi perhatian utama dan serius di Cirebon. Warga sekitar maupun pengunjung kerap mengkritik soal sampah yang masih banyak terlihat sejumlah titik Cirebon.
"Partisipasi masyarakat juga harus diperhatikan ditingkatkan dan itu harus agar sadar kita ini kaya warisan sejarah dan budaya sehingga bisa dikelola," ujar dia.
Fadhil mengaku, potensi yang ada di Cirebon dapat menyaingi kemajuan kota lain di Pulau Jawa, seperti Yogyakarta dan Solo.
"Semua ada mulai dari keraton peninggalan sejarah seni budaya hingga batik juga ada. Saya yakin bisa kalahkan Jogja dan Solo jika partisipasi masyarakatnya tinggi dan sadar akan wisata," ujar dia.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal mengkaji tiga wilayah yang berpeluang menjadi ibu kota provinsi yang baru. Ketiga wilayah tersebut yaitu Rebana (Cirebon, Patimban, Majalengka), Tegalluar (Kabupaten Bandung) dan Walini (Kabupaten Bandung Barat).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku serius mengkaji peluang pindahnya Ibu Kota Jabar dari Kota Bandung. Emil mengatakan kajian tersebut sudah masuk dalam Perda Perubahan atas Perda Jabar Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Jabar Tahun 2009-2029.
"Kemarin, RTRW Jawa Barat sudah disahkan untuk sampai 2029. Di dalam RTRW, Rebana sudah masuk, penataan jalur-jalur transportasi sudah masuk, termasuk persetujuan pemindahan ibu kota pemerintahan untuk dikaji dulu di beberapa lokasi," kata Ridwan Kamil, Kamis (29/8/2019).
Menurut Emil, kantor pemerintahan Pemprov Jawa Barat saat ini masih terpisah-pisah di berbagai lokasi di Kota Bandung. Hal itu membuat roda pemerintahan tidak produktif.
Pihaknya pun menargetkan kajian soal rencana pemindahan ibu kota Jawa Barat ini bisa dilakukan dalam enam bulan ke depan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Advertisement