Liputan6.com, Jakarta - Universitas Surabaya (Ubaya) lewat Ubaya Summer Program 2019 mengenalkan Aksara Jawa atau Hanacaraka pada 26 mahasiswa asing yang menjadi peserta. Ubaya memilih Aksara Jawa agar budaya itu tidak dilupakan.
"Faktanya demikian. Aksara Jawa saat ini memang tidak lagi banyak dikenali, bahkan oleh generasi muda Indonesia. Dan pada kesempatan ini, kami mengajak peserta dari 10 negera mengenal dan mencoba menulis Aksara Jawa," tambah Adi Prasetyo Tedjakusuma, Direktur Kerjasama Kelembagaan Luar Negeri Ubaya, Kamis 29 Agustus 2019.
Melansir suarasurabaya.net, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Ubaya Summer Program 2019 bertema: Product Design and Development: Indonesian Traditional Patterns. Uinversitas Surabaya Summer Program 2019. Acara ini sudah menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun.
Baca Juga
Advertisement
Adi Prasetyo juga mengungkapkan, Ubaya Summer Program kali ini dikemas lebih menyenangkan agar dapat diterima baik oleh mahasiswa asing.
“Karena itu, aktivitas pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas. Tujuan utamanya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia," terangnya
Christabel Annora Paramita Parung, pengajar Aksara Jawa sekaligus Dosen Program Studi Desain Fashion dan Lifestyle Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya juga mengungkapkan keinginannya akan Aksara Jawa sebagai aksara tradisional Nusantara diperkenalkan pada dunia.
"Indonesia kaya seni dan budayanya. Kami ingin memperkenalkan budaya asli Indonesia yaitu Aksara Jawa. Peserta kami ajak mengenal bagaimana tulisannya sekaligus mempraktikkan secara langsung dengan menulis nama mereka menggunakan Aksara Jawa," ujar Christabel.
Mengenal hingga Menulis
Dalam satu minggu, mahasiswa asing diajak mengenal dan belajar tentang kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Pada sesi Javanese Calligraphy ini, mahasiswa asing peserta Ubaya Summer Program 2019 diajarkan menulis 20 huruf Aksara Jawa atau biasa disebut Hanacaraka atau Aksara Carakan beserta pasangannya (sandhangan).
Melansir dari suarasurabaya.net, 26 mahasiswa asing itu datang dari 10 negara yakni, China, Thailand, Jepang, Filipina, Austria, India, Denmark, Belanda, Jerman, dan Bangladesh. Mereka ditempati di meja-meja kecil yang di atasnya sudah tersedia kertas dan tinta hitam untuk menulis Huruf Jawa.
Setelah mendapatkan penjelasan singkat tentang sejarah Aksara Jawa, peserta diajak mencoba membuat nama panggilan masing-masing dalam huruf Aksara Jawa menggunakan pensil. Peserta juga diberi kesempatan untuk bebas berkreasi menghias dan melukis tulisan pada media kayu berbentuk gantungan kunci menggunakan cat akrilik.
Salah satu peserta acara, Saskia Homminga mahasiswi University of Groningen The Netherlands, Belanda mengaku senang dapat mengenal Hanacaraka.
"Ini pertama melihat Aksara Jawa. Senang bisa mencoba dan mengenali budaya Indonesia," kata Saskia.
Tulisan Aksara Jawa merupakan ciptaan Aji Saka seorang kesatria Jawa Tengah untuk mengenang kesetiaan kedua abdinya yaitu Dora dan Sembada. Pada setiap baris Aksara Jawa memiliki bunyi yang mengandung arti.
Pada baris pertama, berbunyi Ha-na-ca-ra-ka yang berarti ana utusan (ada utusan). Baris berikutnya, berbunyi Da-ta-sa-wa-la yang berarti padha kekerengan (sama-sama menjaga pendapat).
Selanjutnya, berbunyi Pa-dha-ja-ya-nya yang berarti padha digdayane (sama-sama sakti). Baris terakhir, berbunyi Ma-ga-ba-tha-nga yang berarti padha dadi bathange (sama-sama menjadi mayat).
Dalam rangkaian Ubaya Summer Program 2019 ini, terdapat pula sesi Surabaya City Tour yang mengajak peserta melihat keindahan Kota Surabaya, mengunjungi Museum Gubug Wayang, House of Sampoerna, dan Jembatan Suramadu.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement