Liputan6.com, Jakarta - Salah satu gitaris terbaik Indonesia, Tohpati, menggelar konser bertajuk Janapati in Concert with Orchestra di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 30 Agustus 2019.
Tohpati dan Dewa Budjana menjadi tuan rumah konser. Selain peracik musik instrumental, Tohpati dikenal sebagai pencipta lagu andal.
Baca Juga
Advertisement
Sejumlah hit besar lahir dari tangan dingin Tohpati dan sukses memuluskan jalan sejumlah penyanyi di industri musik.
Showbiz Liputan6.com menghadirkan laporan khusus 5 hit besar karya Tohpati. Apa saja?
Lukisan Pagi (Shakila, 1998)
Pada malam pergantian tahun dari 1998 ke 1999, kami mendengar lagu ini diputar di radio. Saat itu, negeri ini dihantam krisis ekonomi. Rupiah limbung ditinju dolar Amerika. Shakila membawakan lagu ini tanpa lengkingan.
“Fajar yang berkilau, datang membuka hari. Sinarmu memberi harapan yang bersahaja,” begitu kata Shakila.
Saat itu kami terdiam. Tohpati dengan anggun melukiskan pergantian hari. Ia menyebut surya yang terbangun jelang subuh simbol harapan baru. Lagu ini menyadarkan kami, sekelam apa pun hari kemarin, selama matahari bersinar, di sana ada harapan. Namun harapan saja tak cukup. Lihatlah dengan jeli peluang di hari yang baru dan ikuti kata hati.
“Dengarlah suara dari sanubari, menuntun arah yang pasti. Sejauh batas pandangan mata, sedalam hati mencari kedamaian.” Lagi ini sinonim dari kata kontemplasi.
Advertisement
Ingin Kumiliki (Ruth Sahanaya, 1999)
Saat harga kaset melonjak akibat krisis moneter, Ruth Sahanaya melepas album Kasih. Album berisi 8 lagu itu meledak. Hanya dengan bekal 2 hit, sang diva diganjar plakat platinum ganda (terjual lebih dari 300 ribu kopi).
Selain “Keliru,” hit besar dari album ini “Ingin Kumiliki” karya Tohpati bersama ayah Vidi Aldiano, Harry Kiss. Tohpati merajut lagu ini dengan doniminasi nada rendah yang mengukuhkan Uthe sebagai pemilik suara alto termerdu se-Nusantara.
Dinyanyikan dengan stabil dan penjiwaan yang tinggi, “Ingin Kumiliki” adalah lagu patah hati level masterpiece.
Cinta Kita (Reza, 2002)
Mencoba lepas dari bayang-bayang Ahmad Dhani yang memproduseri dua album sebelumnya (Keajaiban dan Keabadian), Reza merilis album Keyakinan dengan melibatkan lebih banyak musisi.
Tohpati bersama Zoel Ahmad meracik lagu “Cinta Kita.” Lagu ini dijadikan single perdana dan sukses besar. “Cinta Kita” mengukuhkan posisi Reza sebagai diva. Kolaborasi Reza dan Tohpati berlanjut di album bertajuk Ketulusan.
Sayang, di tengah jalan Reza cerai dengan almarhum Adjie Massaid. Ruwetnya perceraian berimbas pada album keempat Reza yang tak kunjung rilis. “Ketulusan” akhirnya dinyanyikan Judika di album One.
Advertisement
Semusim (Marcell Siahaan, 2003)
Patah hati di tangan Tohpati selalu terasa lebih berkelas. Ini buktinya. Tentang gagal move on padahal semusim telah berlalu.
Kehebatan lagu ini terletak pada panjangnya into tanpa rasa bosan yang menyiapkan hati pendengar untuk menikmati manisnya luka.
Marcell membawakan lagu ini dengan kalem. Tanpa terdengar meratap pun, kita bisa membayangkan kondisi korban putus cinta. Belasan tahun berlalu dan belasan hit dibuat, namun Marcell tetap identik dengan “Semusim” yang sendu ini.
Maafkan (Rio Febrian, 2004)
Hampir tiga tahun vakum, Rio Febrian kembali dengan album Ku Ada Di Sini. “Maafkan” karya Tohpati dijadikan single perdana dan meledak di pasar.
Tembang bertempo sedang ini berisi pengakuan secara gentle kepada pasangan dan mencapai klimaks di bagian refrain yang berbunyi, “Maaf, maafkan diriku yang telah membuat hatimu terluka.”
Terasa personal bagi Tohpati. Yang mengikuti perjalanan musik dan gosip tentu bisa menduga ada apa di balik lirik lagu ini.
“Maafkan” menjadi hit besar Rio Febrian di samping “Bukan Untukku.” Dengan “Maafkan,” alumni Asia Bagus ini menjadi solois papan atas di samping Glenn Fredly dan Marcell. (Wayan Diananto)
Advertisement