BNI Tangkap Peluang Bisnis Properti di Ibu Kota Baru

BNI mengaku bakal ekspansi pasar ke ibu kota baru

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2019, 18:52 WIB
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto saat berkunjung ke kantor cabang BNI. (Dok BNI)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya melihat peluang adanya pengembangan bisnis properti dalam pembangunan ibu kota baru di wilayah Kalimantan Timur.

"Kita berharap nanti dengan ada pembangunan ibu kota tentunya ada kebutuhan-kebutuhan untuk pembangunan, paling enggak building-building segala macam," ujar dia pasca RUPSLB di Menara BNI Pejompongan, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

"Ini kan peluang bagi kita untuk mengembangkan bisnis properti. Terus terang aja properti ini agak sedikit slow down. Dengan adanya yang baru pasti ada kebutuhan-kebutuhan rumah, kantor," dia menambahkan.

Baiquni mengutarakan, pembangunan konstruksi ibu kota baru tersebut memberi kesempatan bagi pegiat industri di sektor perbankan untuk menyalurkan kredit bagi pihak kontraktor.

"Kalau misalkan itu (pembangunan ibu kota baru) by APBN paling enggak kita bisa menyalurkan kredit konstruksinya kepada kontraktor-kontraktor yang mendapatkan orderan seperti itu," ungkap dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belum Memuaskan

Dirut BNI Achmad Baiquni saat memberikan keterangan terkait kinerja Bank BNI Kuartal I tahun 2017 di Jakarta, Rabu (12/4). Pada kuartal I tahun 2017, Bank BNI mencatat kinerja yang mengesankan setelah berhasil meraih laba. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara umum, ia mengutarakan, geliat bisnis properti BNI saat ini memang belum terlalu memuaskan. "Properti kita enggak terlalu besar. Rasa-rasanya itu di bawah 10 persen," sambungnya.

Untuk partisipasi pendanaan dalam pembangunan ibu kota negara, Baiquni menyebutkan, pihaknya belum menghitung secara pasti. Namun, ia yakin itu bisa menjadi kesempatan besar bagi BNI.

"Secara angka absolut belum. Tapi tentunya kalau itu peluangnya besar, kita bisa mengalokasikan dari sektor lain ke sektor yang properti. Dalam hal itu kita masih bisa fleksibel," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya