IPO BNI Syariah Mundur Jadi Tahun Depan

BNI Syariah menargetkan untuk menjadi Bank Buku III dengan cara mencatatkan saham perdana.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2019, 20:20 WIB
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memundurkan rencana lenjualan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha perseroan yakni BNI Syariah dari tahun ini menjadi 2020.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyatakan, BNI masih harus memperkuat lini bisnis anak usaha sebelum bisa go public.

"Kami kan sebenarnya merencanakan BNI Syariah (IPO), tapi tentunya ini harus kita perkuat terlebih dahulu," ujar dia di Menara BNI Pejompongan, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Dia menganggap, rencana IPO secara waktu pada tahun ini masih terlalu dekat. Sebab, seperti yang diutarakan sebelumnya, BNI Syariah masih harus berbenah diri.

"Sepertinya kalau melihat waktunya kayaknya mepet, enggak bisa. Pertama kita targetkan tahun ini. Kita lebih fokus tahun ini untuk persiapan penguatan perusahaan," ungkap dia.

 

2 dari 2 halaman

Bank Buku III

Aktivitas perbankan syariah di BNI Syariah Jakarta, (10/10). Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54% (YOY), dari Rp 216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 243 triliun (Juli 2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, BNI Syariah menargetkan untuk menjadi Bank Buku III dengan cara mencatatkan saham perdana. Langkah itu dinilai bisa menambah modal inti perusahaan.

"Kenapa IPO? Memang termasuk salah satu strategi yang jadi pertimbangan kita. Namun yang paling dekat ialah untuk capital injection. Tapi yang jelas itu kami berupaya untuk jadi Bank Buku III di akhir tahun ini," tutur Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhyati.

Sementara itu, untuk saat ini modal inti perseroan sudah mencapai Rp 4,2 triliun. Itu berarti masih kurang Rp 800 miliar lagi dimana syarat modal inti untuk menjadi Bank Buku III adalah sebesar Rp 5-30 triliun.

"Rp 800 miliar apakah bisa dari laba ditahan? Kalau target laba dari pemegang saham pengendali Rp 868 miliar tercapai, yasudah Alhamdulillah. Tapi kalau dari target rencana bisnis bank (RBB) Rp 550 miliar, maksimal diharapkan dari capital injection," jelas dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya