10 Pucuk Senpi Milik TNI Hilang saat Kerusuhan di Papua Sudah Dikembalikan

Saat ini, senjata itu sudah dikembalikan setelah pihak TNI membujuk massa.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2019, 00:34 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto menyebut bahwa 10 pucuk senjata api milik TNI hilang saat kerusuhan di Deiyai, Papua, Rabu 28 Agustus 2019 lalu.

Menurut Wiranto, senjata yang hilang itu kini sudah ditemukan. 10 pucuk senjata tersebut ternyata diambil oleh massa yang terlibat kerusuhan. Saat ini, senjata itu sudah dikembalikan setelah pihak TNI membujuk massa.

"Syukur yang dilaporkan 10 pucuk itu sudah kembali. Ya memang sudah sampai ke gunung dengan cara persuasif untuk mengembalikan senjata yang 10 pucuk ini," kata Wiranto usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Sebelumnya, 10 pucuk senjata api milik TNI AD dilaporkan hilang dalam insiden kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Papua. Salah satu senjata hilang adalah pucuk senpi yang dipegang almarhum Serda Rikson. Dilaporkan 10 pucuk senpi jenis SS 1 itu hilang beserta magasin yang berisi pelurunya.

Unjuk rasa yang terjadi di Deiyai, Papua berujung ricuh. Empat aparat keamanan jadi korban dalam insiden tersebut. Massa menggelar aksi di depan Kantor Bupati Deiyai, Papua.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, awalnya jumlah demonstran hanya berjumlah 150 orang. TNI-Polri yang dikerahkan ke lokasi mencoba bernegosiasi dengan pengunjuk rasa.

Saat proses negosiasi berlangsung, ribuan massa dari berbagai penjuru datang membawa senjata tajam dan panah.

"Langsung menyerang aparat keamanan. 1 TNI (tewas), dan 3 Polri (belum dapat konfirmasi) jadi korban," katanya. 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Rapat Terbatas Bahas Papua

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019). Ratas membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota. (Liputan6.com/HO/Radi)

Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas terkait penanganan di Papua. Dalam rapat tersebut, Jokowi meminta agar terus menjaga keamanan dan ketertiban di Bumi Cendrawasih itu.

Rapat digelar bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kapolri Tito Karnavian, Sesneg Pratikno, dan Seskab Pramono Anung di Istana Merdeka, Jakarta Jumat (30/8/2019).

"Rapat terbatas kita bahas mengenai penanganan di Papua dan saya berharap disampaikan jaga keamanan dan jaga ketertiban," kata Jokowi saat membuka ratas di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Dia meminta, agar siapapun yang melanggar hukum ditindak tegas. Tidak ada toleransi bagi perusuh dan pihak yang berbuat anarkis.

"Juga memerintahkan aparat keamanan menindak tegas siapa pun yang lakukan tindakan rasialis dalam bentuk apapun dan saya dapat laporan hukum dilakukan baik aparat hukum maupun oknum sipil maupun militer yang lakukan tindakan itu juga dikerjakan tanpa kecuali," tegas Jokowi.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya