Generasi Muda Diminta Tak Malu jadi Petani

Para generasi muda diharapkan mampu mewujudkan swasembada pangan.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Agu 2019, 11:15 WIB
Rumah tangga usaha pertanian di Kota Batu terus menurun dari tahun ke tahun (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Pemuda Tani Indonesia menggelar kegiatan Jambore Nasional di Gunung Geulis Camp Area Bogor pada 28-29 Agustus 2019 lalu. Acara ini dihadiri oleh ratusan Peserta yang terdiri dari Pengurus Daerah Pemuda Tani & Mahasiswa Pertanian dari berbagai daerah se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon, menyampaikan bahwa regenerasi petani adalah perhatian penting bagi HKTI dan Pemuda Tani Indonesia.

"Kita ingin mendorong pemuda agar tidak malu menjadi petani, seperti yang dilakukan oleh anak muda Korea Selatan berani mengambil inovasi dan berlomba-lomba menjadi petani dengan penghasilan ratusan ribu dolar per bulan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (31/8/2019).

 

Dia menambahkan, masyarakat Korea Selatan telah meninggalkan pertanian konvensional menjadi Smart Farming dan sedang menuju digital farming.

"Langkah-langkah ini yang harus kita contoh dan diinovasikan untuk mengembalikan swasembada pangan dan kesejahteraan petani Indonesia," kata dia.

Sementara itu, Sandiaga Uno selaku pembicara dalam kegiatan tersebut menyampaikan tantangan pertanian ke depan adalah perubahan iklim ekstrim. Sehingga anak muda harus berani mengabil peran inovasi untuk menyelamatkan pertanian dan mewujudkan swasembada pangan.

"Harapan saya petani muda dapat tumbuh menggantikan generasi tua. Kita hilangkan mitos bahwa petani itu tua dan miskin, kita harus ciptakan keadaan bahwa menjadi petani itu keren tutupnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu menstimulus pemuda Indonesia terkhusus pemuda tani untuk berani mengambil dan mewujudkan perannya sebagai Agent of change, Agent of Development dan Agent of modernization dimulai dari tingkat pedesaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mahasiswa Dukung Program Satu Juta Petani Milenial

Generasi muda menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan.

Target Kementerian Pertanian (Kementan) mencetak satu juta petani milenial mendapatkan dukungan dari kalangan mahasiswa. Hal ini agar lebih banyak generasi muda Indonesia yang mau terjun ke sektor pertanian.

Ketua Bidang Pertanian dan Kelautan Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Zaenal Arif mengatakan, upaya Kementan mencetak para petani milenial relevan untuk diterapkan. Ini mengingat gencarnya transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern yang digagas Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

"HMI mendukung terobosan (program) Satu Juta Petani Milenial yang digagas Kementan. Memang selama ini PR (Pekerjaan Rumah) kita kan hanya soal SDM (sumber daya manusia) saja yang sangat rendah. Artinya akses keinginan untuk memanfaatkan teknologi itu kurang. Makanya perlu anak-anak muda untuk mendobraknya," ungkap dia di Jakarta, Senin (17/6/2019).

Zaenal mengatakan, untuk membangkitkan semangat ini, sebaiknya pemerintah mengintensifkan komunikasi dialog dan diskusi publik dengan kelompok komunitas pertanian atau menerobos pintu-pintu kampus.

"Menurut saya pemerintah harus lebih merangkul komunitas pertanian dan memanfaatkan teman-teman muda yang memiliki kemampuan di bidang pertanian. Karena melalui komunitas, kita bisa menerapkan sisi perjuangan. Makanya harus anak muda yang masuk, jangan yang tua," katanya.

Di samping itu, Zaenal mengapresiasi berbagai konsep dan terobosan Kementan yang mampu meningkatnya produksi pertanian dan menurunkan inflasi sesuai angka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Dia berharap, pencapaian ini benar-benar membawa Indonesia mencapai swasembada serta menjadi lumbung pangan dunia.

"Pandangan saya terhadap pertanian sekarang sudah ada peningkatan, karena banyak terobosan yang dilakukan Kementerian Pertanian. Walaupun untuk menyelesaikan masalah belum sepenuhnya terselesaikan," tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya