Liputan6.com, Jakarta Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) secara bertahap memfasilitasi sejumlah wilayah di perbatasan Indonesia. Caranya dengan melakukan digitalisasi baik dari teknologi penyiaran maupun telekomunikasi.
Ya, telekomunikasi dan penyiaran mempunyai peran strategis dalam memperkuat persatuan dan kedaulatan bangsa, juga pemerataan pembangunan. Digitalisasi sekaligus menunjang kegiatan perekonomian dan berperan vital dalam hal edukasi masyarakat.
Advertisement
Masyarakat di Kabupaten Nunukan, Kalimatan Utara misalnya. Masyarakat di wilayah itu kini dapat menikmati teknologi penyiaran digital (yang diudarakan oleh LPP TVRI, Metro TV, dan Trans 7) serta internet cepat dan teknologi 4G.
Sejak 2017 sebanyak 12 ribu penduduk Krayan, salah satu kecamatan di Kabupaten Nunukan telah menikmati layanan internet dari BAKTI di SMAN 1 dan SMPN 1 Krayan. Itu karena TVRI, Metro TV, dan Trans 7 menghibahkan perangkat set top box, agar masyarakat Nunukan dapat menikmati siaran TV dengan konten digital.
Selain itu bidang pendidikan menjadi perhatian besar pemerintah. Itu karena pendidikan menjadi prasyarat kemajuan suatu bangsa, yatu sebagai pembentuk sumber daya manusia yang kompeten, inovatif, dan agile.
Proyek Pembangunan Palapa Ring
Rampungnya pembangunan seluruh paket Palapa Ring Timur merupakan wujud afirmasi pemerintah dalam membangun telekomunikasi, untuk membangun telekomunikasi di wilayah-wilayah yang secara komersial tidak layak untuk dibangun oleh pihak swasta (not commercially viable). Sebelumnya pada 2018, Palapa Ring paket Barat dan Tengah lebih dulu beroperasi.
Terkait dengan keberhasilan mengoneksikan Palapa Ring Timur di wilayah perbatasan, Menteri Kominfo melakukan video conference dengan Bupati Asmat. Ibu Kota Kabupaten Asmat, Agats merupakan salah satu kota layanan Palapa Ring Timur yang akan masuk masa komersial pada 29 Agustus 2019.
Menariknya, video conference tersebut merupakan siaran jaringan pertama kali dari Palapa Ring Timur yang digelar pemerintah dan konstruksinya dibangun oleh Palapa Timur Telematika (Konsorsium PT Moratel dan PT Telkom).
Palapa Ring merupakan proyek pembangunan backbone jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 514 ibu kota kabupaten/kota di Indonesia, dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Non-KPBU.
Pembangunan Palapa Ring digelar di 57 kabupaten/kota yang belum dibangun oleh PT Telkom. PT Telkom telah menjangkau pembangunan backbone serat optik di 457 Kabupaten/Kota melalui skema Non-KPBU.
Perkuat Ekonomi Perbatasan
Nama Palapa dalam Palapa Ring diambil dari Sumpah Palapa yang dikumandangkan Patih Gajah Mada yang bertekad menyatukan Nusantara. Dengan tekad yang sama, pembangunan telekomunikasi diharapkan dapat menyatukan seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dan Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
Total panjang kabel serat optik yang dibangun pemerintah adalah 12.148 Km, terdiri dari 7.862 km kabel laut dan 4.286 km kabel darat. Palapa Ring secara bertahap juga akan memeratakan kecepatan internet di seluruh Indonesia, dengan disparitas harga yang semakin kecil antara Pulau Jawa dan Pulau-pulau di luar Jawa.
Infrastruktur telekomunikasi merupakan sine quo non untuk meningkatkan pertumbuhan, termasuk iklim investasi di Indonesia. Backbone Palapa Ring akan dihubungkan dengan jaringan akses untuk melayani antara lain sekolah, pusat-pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit.
Selain itu, untuk memperkuat fungsi ekonomi perbatasan, dalam kegiatan tersebut juga dipamerkan produk-produk lokal UMKM Kalimantan Utara. Digitalisasi memerlukan ekosistem yang kondusif di mana kerja sama dan partisipasi dari multistakeholders sangat diperlukan.
Oleh karena itu, kegiatan Digital di Perbatasan ini dicanangkan dan diharapkan menjadi salah satu langkah penting yang mensinergikan seluruh pihak. Sekali lagi untuk mengakselerasi inklusi masyarakat perbatasan ke dalam aktivitas ekonomi digital.
(Adv)