Liputan6.com, Garut - Kebanyakan umat islam tanah air menyambut tahun baru islam, 1 Muharam 1441 tahun ini dengan pawai obor dan tablig akbar. Lain halnya dengan ribuan jemaah majelis Tarbiyah, Wanaraja, Garut, Jawa Barat.
Setelah berkeliling pawai 1 Muharam mengitari kawasan perkotaan Garut, para jemaah dan warga sekitar, mendapat kado istimewa berupa pembagian ribuan ekor ayam kampung secara gratis.
"Kami juga menyediakan sekitar enam ribu paket sembako buat warga," ujar Pimpinan Majelis Tarbiyah Wanaraja KH Benghan Syarifudin, di sela-sela kegiatan tablig akbar, Jumat (30/8/2019) petang.
Menurut Benghan, pemberian ayam secara gratis, dimaksudkan memotivasi mereka dalam meningkatkan potensi diri agar lebih mandiri.
Baca Juga
Advertisement
"Sesuai dengan temanya ‘Nyaho, Bisa, Boga,’ atau mengetahui, mampu dan berharta," ujar dia.
Penggunaan tema itu dalam tahun baru islam 1441 H ini, diharapkan mampu menjadi pelecut muslim dalam mengembangkan potensi dirinya, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Tentunya untuk meraihnya dibarengi pelatihan, pembinaan dan lainnya," kata dia.
Hal itu ujar Benghan, sejalan dengan tema besar bangsa Indonesia yang tertulis dalam syair lagu Indonesia raya.
"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, nah ini pun sama jiwa dan mentalnya harus kita persiapkan dengan baik," kata dia bangga.
Total ada sekitar 2.000 ekor ayam kampung yang dibagikan, sedangkan sembako mencapai 6 ribu paket.
"Soal ayam jumlahnya naik 500 dari tahun lalu dan pemberiannya lebih menyebar mulai pedagang asongan hingga PKL," kata dia.
Tema Kesejahteraan
Benghan menyatakan, perayaan tahun baru islam 1 Muharam menjadi momen bersejarah bagi jemaahnya untuk kembali menata hidup agar lebih baik.
"Intinya kita harus menuju perbaikan yang lebih baik tiap tahun," kata dia.
Menurutnya, salah satu tujuan pokok majelis Tarbiyah adalah mengajak umat kembali kepada Alloh, melalui upaya peningkatan ketakwaan, dalam menggapai tujuan hidup yang lebih baik.
"Selain berdoanya lebih yakin, kita juga motivasi agar mereka lebih giat dalam berusaha," ujar dia.
Pemberian ayam kampung secara gratis, diharapkan bisa menjadi modal awal bagi warga untuk diternakan, disampaing pemenuhan kebutuhan untuk di konsumsi.
"Minimal mereka bisa berusaha dulu, ada ihtiar," kata dia.
Melihat banyaknya jemaah yang datang, tak mengherankan antrian kendaraan sepanjang jalan raya Karangpawitan-Wanaraja, nampak macet padat merayap. "Total jemaah yang datang sejak malam, tadi pagi hingga sore ini ada sekitar 25 ribu," ujar dia.
Hal itu sesesuai dengan jumlah konsumsi yang disediakan panitia sebanyak 25 ribu, yang ludes sebelum puncak kegiatan petang hari selesai.
"Tadi masih banyak yang belum mendapatkan juga, tapi bagaimana lagi kami menyediakan segitu," ujar dia.
Selain Jemaah lokal asal Garut, dan perwakilan daerah di wilayah Priangan Timur, datang pula juga beberapa jemaah dari luar Jawa Barat. "Dari Malang dan Madura pun ada yang sengaja datang ke sini," ujar dia.
Sebagai rutinitas tahunan, sebelum puncak acara tablig akbar, acara tahunan penyambutan 1 Muharram 1441 tahun ini, ribuan jemaah mengawali pawai akbar mengelilingi perkotaan menggunakan kendaraan roda dan empat.
Kemudian melanjutkan dengan acara bakti sosial, hingga puncaknya melaksanakan tablig akbar yang dilaksanakan selama dua hari itu.
Advertisement
Respon Rencana Pemindahan Ibu Kota
Dalam kesempatan perayaan tahun baru islam itu, selain mengajak jemaah meningkatkan potensi diri melalui usaha, tak ketinggalan Benghas menyentil rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara di wilayah Kalimantan Timur.
Menurutnya, rencannya itu dianggap sia-sia di tengah mayoritas penduduk Indonesia yang berada di Pulau Jawa.
"Ada pepatah pemimpin rakyat itu adalah pelayan rakyat, orang pindah ke kampung siapa yang akan dilayaninya," ujar dia.
Benghan kemudian membandingkan upaya hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad ke Madinah yang notabene lebih kota dibanding Mekah saat itu.
"Kalau anda punya pelayan terus jauh dengan anda, tentu akan sulit mendapatkan pelayanan, jadi makanya kenapa nabi hijrah ke kota, karena nabi akan melayani," papar dia.
Dengan kondisi topografi dan fasilitas negara di Kalimantan Timur yang belum semaju dan selengkap di pulau Jawa, Benghas menilai rencana perpindahan ibu kota itu dianggap tidak tepat.
"Rakyat itu harus dilayani, jangan dibangun persepsi karena Jakarta padat, itu tidak menjadi soal, semua ada pada pengelolaan,Tiongkok lebih padat dan mereka lebih maju," kata dia.
Tidak hanya ibu kota negara, Benghan pun mengkritik rencana perpindahan ibu kota Jawa Barat yang diusung Gubernur Ridwan Kamil. "Nabi hijrah ke kota, ini malah ke kampung mau meladeni siapa," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: