RI - Ethiopia Jajaki Kerja Sama Militer di Bidang Operasi Perdamaian PBB

Atas inisiasi Pemerintah RI, Delegasi Ethiopia melakukan penjajakan kerja sama kedua negara di UN peacekeeping operations (UNPKO).

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2019, 11:01 WIB
Ilustrasi pasukan penjaga perdamaian PBB (Marco Dormino/AP)

Liputan6.com, Sentul - Atas inisiasi Pemerintah RI, Delegasi Ethiopia tanggal 27-29 Agustus 2019 telah melakukan serangkaian kegiatan di Indonesia dalam rangka penjajakan kerja sama kedua negara di operasi perdamaian PBB atau UN peacekeeping operations (UNPKO).

Delegasi Ethiopia dipimpin oleh Brigjen Tilahun A. Mamo (Director for Multilateral Cooperation, Kemhan Ethiopia), dan beranggotakan perwakilan Kemhan serta Kemlu Ethiopia.

Rangkaian kegiatan terdiri dari kunjungan kehormatan ke Kemlu dan Kemhan; kunjungan ke Sritex, Pindad, dan Dirgantara Indonesia; serta pertemuan konsultasi RI-Ethiopia di PMPP TNI, Sentul.

Rangkaian kegiatan RI-Ethiopia didasarkan pada kesamaan postur kedua negara, yang selama ini terlibat aktif dalam mendukung UNPKO.

Dari segi penggelaran, Indonesia menurut data PBB saat ini merupakan negara kontributor pasukan ke-8 dari 121 negara dengan 2.911 personel, sedangkan Ethiopia merupakan kontributor terbesar dengan 7.060 personel.

Kedua negara juga telah memberikan dukungan bagi Declaration of Shared Commitments, yang memuat komitmen kolektif para pemangku kepentingan dalam memperkuat UNPKO di bawah inisiatif Action for Peacekeeping (A4P) yang diusung oleh Sekjen PBB.

Simak video pilihan berikut:


Penjajakan Mekanisme Kerja Sama

Pasukan perdamaian PBB dari Indonesia (File / Liputan6.com)

Terlepas dari dua common achievements tersebut, disadari bahwa belum terjalin kerja sama mendalam antara RI-Ethiopia di UNPKO.

Oleh karenanya, kunjungan kehormatan ke Kemlu dan Kemhan telah dimanfaatkan untuk mendiskusikan potensi kerja sama kedua negara di UNPKO secara umum, termasuk penguatan peran female peacekeepers di UNPKO. Sebagai catatan, Ethiopia saat ini merupakan kontributor female peacekeepers terbesar dengan 634 orang, sedangkan Indonesia menggelar 126 peacekeeper perempuan.

Pada kesempatan kunjungan ke Sritex, Pindad dan Dirgantara Indonesia, delegasi telah mendiskusikan potensi kerjasama dengan ketiga perusahaan industri strategis tersebut.

Delegasi Ethiopia menyatakan rasa terkesan dengan kemampuan Indonesia yang dapat memproduksi sendiri alutsista untuk para personelnya di misi perdamaian, dan secara khusus menyatakan minat untuk menjalin kerja sama di bidang transportasi udara.

Sebagai kegiatan inti, pertemuan konsultasi telah dilaksanakan di PMPP TNI Sentul, dimana Delegasi RI diketuai oleh Komandan PMPP, serta beranggotakan unsur Kemlu, Kemhan, Mabes TNI, dan KBRI Addis Ababa.

Pertemuan mendiskusikan co-deployment sebagai skema kerja sama kedua negara di UNPKO, sekaligus sebagai pendekatan inovatif dalam upaya mendukung implementasi A4P.

Kedua belah pihak menyepakati adanya potensi kerja sama tersebut, yang dapat dimulai melalui pelatihan bersama dan/atau pembangunan kapasitas (capacity building) terkait PKO.

Kedua ketua delegasi telah menandatangani Agreed minutes of meeting sebagai hasil kegiatan. Minutes antara lain memuat kesepakatan untuk meneruskan penjajakan kerjasama, termasuk kemungkinan suatu kerangka politis sebagai dasar pertemuan-pertemuan teknis lanjutan, khususnya dalam pembentukan kontingen bersama atau co-deployment.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya