Inovasi Teknologi, Jepang Ciptakan Robot Pendeta untuk Berjaga di Kuil

Di Jepang, ada pendeta Buddha yang diciptakan dari robot. Bisa berkhotbah dan berdoa.

Oleh DW.com diperbarui 01 Sep 2019, 10:00 WIB
Di Jepang, ada pendeta Buddha yang diciptakan dari robot. Bisa berkhotbah dan berdoa. (AFP/C. Triballeau)

Liputan6.com, Tokyo - Sebuah kuil berusia 400 tahun di Jepang berusaha menarik minat masyarakat terhadap Buddhisme, dengan menempatkan sebuah pendeta robot.

Langkah ini diyakini dapat mengubah persepsi terhadap ajaran Buddha. Namun, ada juga kritik yang menyebut, robot itu justru lebih kelihatan mirip "monster Frankenstein."

Robot android tersebut mengambil wujud Dewa Pengampunan dan bisa memberi wejangan-wejangan. Robot pendeta ini bisa ditemui di Kuil Kodaiji di Kyoto, Jepang.

"Robot ini tidak akan pernah mati, akan terus memperbarui dirinya dan berkembang," ujar pendeta Tensho Goto seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (31/8/2019). "Itulah keindahan robot. Ia bisa menyimpan pengetahuan selamanya dan tanpa batas."

"Dengan kecerdasan buatan, kami berharap kebijaksanaan (robot) ini akan tumbuh untuk membantu orang mengatasi masalah yang paling sulit sekalipun," tambah Goto.

Robot berukuran manusia dewasa tersebut mulai beroperasi pada awal tahun ini dan mampu menggerakkan badan, lengan, dan kepalanya. Namun, hanya tangan, wajah, dan bahunya saja yang dilapisi silikon untuk meniru kulit manusia.

Selain itu, robot Jepang itu juga bisa menempatkan tangannya dalam posisi berdoa dan mampu berbicara dengan nada yang menenangkan. Selebihnya, orang masih bisa melihat dengan jelas kalau ini bukan manusia sungguhan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ajaran Kasih Sayang

Ilustrasi robot (iStock)

Ada kabel dan dan lampu berkedip mengisi rongga tengkorak bagian atas robot. Kabel juga mengelilingi badan robot dan bergoyang-goyang di sekitar tubuh yang terbuat dari aluminium dan bergender netral ini.

Sementara sebuah kamera video kecil, yang dipasang di mata kiri, melengkapi gambaran aneh robot. Mungkin orang akan langsung teringat pada cyborg di film-film fiksi ilmiah Hollywood. 

Sementara itu, dana yang dihabiskan pemerintah setempat untuk memproduksi robot pendeta adalah sebesar satu miliar dolar AS, termasuk pengembangannya, yang merupakan proyek gabungan kuil Zen dengan profesor robot kenamaan dari Universitas Osaka, Hiroshi Ishiguro.

Humanoid yang bernama Mindar ini mengajarkan kasih sayang dan mengingatkan bahayanya hasrat, amarah dan ego.


Rangkul Kaum Milenial

Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Dengan meredupnya pengaruh agama pada kehidupan sehari-hari di Jepang, Goto berharap pendeta robot di Kuil Kodaiji akan dapat menjangkau generasi muda dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh para bhikkhu tradisional.

"Kaum milenial mungkin berpikir, kuil adalah tempat untuk pemakaman atau pernikahan," katanya.

"Mungkin sulit untuk merasa terhubung dengan pendeta seperti saya, tapi mudah-mudahan robot bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk menjembatani celah itu. Kami ingin orang melihat robot dan berpikir tentang esensi ajaran Buddha."

Goto bersikeras bahwa Mindar bukanlah usaha tipu daya untuk meningkatkan pendapatan dari kunjungan wisatawan.

"Robot ini mengajarkan kita cara mengatasi rasa sakit," akunya lagi. "Ia hadir di sini untuk menyelamatkan siapa pun yang mencari bantuan."

Mindar pun bisa menyampaikan nasihat dari Sutra Hati dalam bahasa Jepang, dengan terjemahan dalam bahasa Inggris dan China yang diproyeksikan ke layar untuk pengunjung asing.

"Tujuan ajaran Buddha adalah untuk meringankan penderitaan," imbuh Goto. "Masyarakat modern menderita berbagai jenis stres, tetapi tujuan (Buddha) tidak benar-benar berubah selama lebih dari 2.000 tahun."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya