Liputan6.com, Jeddah - Kebaikan bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Tampaknya ini yang disadari Abdul Malik. Pria 54 tahun asal Medan Sumatera Utara ini, mengaku tidak mampu membiarkan orang lain kesulitan.
Dia merupakan bagian dari jemaah haji kloter 1 Medan, Sumatera Utara yang pulang ke Tanah Air, melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Saat tiba di bandara, terlihat Abdul Malik tengah menyuapi seorang pria tua tak berdaya yang berada di kursi roda bernama Khairuddin, 77 tahun. Jemaah yang menderita lumpuh akibat terkena stroke.
Malik mengaku sebenarnya tak kenal Khairuddin. Namun melihat kondisi rekan satu kloternya dia merasa iba.
"Bapak ini lumpuh, dan berhaji seorang diri. Saya merasa tergerak hati untuk membantu sebisa saya," ujar dia sambil meneruskan suapan kepada Khairuddin.
Tak hanya kali ini, Malik ternyata selalu menyuapi Khairuddin saat tiba waktunya makan saat masih selama di Tanah Suci.
"Kalau tidak disuapi mana bisa dia makan. Beserak semua, kotor bajunya. Sebab lemah tangan dan kakinya," ungkap dia.
Malik memang dikenal ringan tangan. Tidak hanya kepada Khairuddin, tapi juga semua jemaah satu kloternya yang mengalami kesulitan.
Seperti diungkapkan Ernawati, haji yang bahkan mengibaratkan Abdul Malik sebagai dewa penolong bagi Khairuddin dan jemaah lain yang kesulitan.
Ernawati sendiri mengaku sering dibuatkan mie instan dengan kuah. "Kami masih sibuk dengan diri sendiri atau suami dan isteri. Tapi pak Malik itu kerjanya malah menolong orang. Siapa saja ditolongnya," ujar dia.
Bahkan, kata dia, Abdul Malik seakan menganggap Khairuddin sudah seperti saudara sendiri.
"Kami kira pun kenal, ternyata tidak. Semoga diganjar surgalah Pak Malik itu," kata Erna, menatap Malik dan Khairuddin penuh haru.
Kepasrahan Khairuddin
Khairuddin, hanya bisa pasrah dengan kondisinya. Dengan niat tulus dan yakin akan pertolongan Allah.
Dia mengaku berangkat haji lebih dulu dan tidak bersama isteri. "Isteri saya di rumah selalu berdoa untuk keselamatan saya. Pak Malik ini sudah seperti jawaban doa kami," ujar Khairuddin setengah terbata dan mulai menangis.
Tak sebatas menyuapi, sampai menuju gedung imigrasi, Malik masih setia mendorong Khairuddin.
Dia bahkan terlihat sempat mengalami kesulitan saat harus membawa tas kabin miliknya dan milik Khairuddin.
Petugas haji dari sektor 1 Bandara, Edy Munawwar segera membantu dan menggiring keduanya sampai ke pemeriksaan.
Advertisement