Polri Duga Ada Keterlibatan Pihak Asing di Kerusuhan Papua dan Papua Barat

Ada dugaan ada kelompok lokal yang ikut demonstrasi di Papua dan Papua Barat, terafiliasi dengan kelompok asing.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2019, 13:37 WIB
Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal memberikan penjelasan saat jumpa pers terkait perkembangan kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta, Selasa (11/6). Polisi Telah menetapkan 6 tersangka perencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Polri menduga adanya keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Sebab, ada dugaan ada kelompok lokal yang terafiliasi dengan kelompok asing.

Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya sedang berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri.

"Ada (dugaan keterlibatan pihak asing) tapi ini kan penangangannya harus komprehensif. Polri tentunya akan koordinasi dengan Kemlu. Intinya enggak bisa kita sampaikan di sini," kata Iqbal soal kerusuhan Papua dan Papua Barat di Polda Metro Jaya, Minggu (1/9/2019).

Menurut dia, Polri masih melakukan indetifikasi hingga pemetaan terkait dugaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

"Sebenarnya kelompok-kelompok lokal yang diduga ada kaitannya dengan kerusuhan terkonek dengan beberapa pihak luar. Ini sedang kami petakan, pihak kami dari intelejen dan beberapa kementerian, lembaga terkait sudah bekerja," ungkap Iqbal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kerusuhan Papua

Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Sebelumnya, kericuhan terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Kerusuhan ini terjadi sejak Senin 19 Agustus 2019.

Salah satunya di Kabupaten Deiyai, Papua. Demo di wilayah itu menewaskan satu prajurit TNI dan melukai lima anggota kepolisian.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, demo berlangsung di Kantor Bupati Deiyai, Papua Rabu 28 Agustus 2019. Awalnya, massa yang berdemo hanya berjumlah sekitar 150 orang.

Aparat TNI-Polri yang diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa mencoba bernegosiasi dengan demonstran. Saat itu, ribuan massa dari berbagai macam penjuru tiba-tiba datang dengan membawa senjata tajam dan panah.

"Langsung menyerang aparat keamanan. 1 TNI (meninggal dunia), dan lima (anggota) Polri terluka terkena panah," ucap Dedi saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya