Ketegangan Meningkat, Hizbulah dan Israel Saling Balas Serangan Roket

Kelompok gerilyawan Syiah dari Lebanon, Hizbullah, telah menembakkan beberapa roket anti-tank ke Israel utara. Israel membalasnya.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Sep 2019, 13:00 WIB
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Beirut - Kelompok gerilyawan Syiah dari Lebanon, Hizbullah, telah menembakkan beberapa roket anti-tank ke Israel utara sebagai pembalasan atas serangan drone Israel yang dilaporkan di Beirut pekan lalu.

Sumber-sumber militer Israel mengonfirmasi bahwa roket telah ditembakkan ke pangkalan militer dan kendaraan militer Israel.

Tentara Israel merespons dengan menyerang sasaran di Lebanon selatan, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (2/9/2019).

Sumber-sumber Hizbullah melaporkan beberapa korban Israel, tetapi Israel mengatakan tidak ada yang terluka di pihaknya.

Militer Lebanon sebelumnya mengatakan sebuah pesawat tanpa awak Israel telah memasuki wilayah udara dan menjatuhkan bahan pembakar di hutan di sepanjang perbatasan.

Tentara Israel telah mengakui bahwa mereka memulai kebakaran. Ketegangan di perbatasan meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Hizbullah, yang didukung oleh Iran, telah mengancam akan melakukan serangan terhadap Israel.

Kelompok gerilyawan itu menuduh Israel berusaha melakukan serangan pesawat tak berawak di ibu kota Lebanon, Beirut, pekan lalu.

Simak video pilihan berikut:


Kata Israel

Ilustrasi rudal Israel. (Kantor berita pemerintah China, Xinhua)

Soal serangan terbaru, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa "Hizbullah menembakkan dua hingga tiga rudal anti-tank dari Lebanon, menghantam sebuah pos terdepan militer dan ambulans di Israel utara."

"Kami menembaki pasukan Hizbullah yang bertanggung jawab. Tidak ada orang Israel yang terluka dalam serangan itu," kata IDF dalam sebuah tweet.

Israel mengatakan telah merespons dengan tembakan artileri dan helikopter, mengirim sekitar 100 peluru melintasi perbatasan di posisi Hezbollah.

Laporan radio dari Israel utara mengatakan penduduk di beberapa komunitas perbatasan telah berlindung di bunker setelah menderita serangan roket yang berkelanjutan.

Sementara itu, Hizbullah yang dikutip oleh media lokal mengatakan telah menghancurkan tank Israel, membunuh dan melukai orang-orang di dalamnya.

Namun, itu tidak memberikan bukti, dan klaimnya ditolak oleh Israel.

"Pada saat ini saya dapat membuat pengumuman penting: kami tidak memiliki korban, tidak ada yang terluka atau bahkan tergores," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.


Ketegangan yang Telah Diantisipasi

Ilustrasu Rudal Israel. (AFP)

Tindakan militer oleh Hizbullah telah diantisipasi, bahkan diperkirakan, setelah serangan yang dilaporkan oleh pesawat tanpa awak Israel terhadap target di ibukota Libanon, Beirut pekan lalu.

Israel belum mengonfirmasi melakukan serangan itu --tetapi Israel telah memperingatkan Hizbullah bahwa Israel tidak akan mengizinkannya mengembangkan rudal berpandu presisi di Lebanon dengan dukungan dan teknologi dari Iran.

Pada Sabtu malam pekan lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel bahwa serangan tidak terhindarkan.

Berbicara di Yerusalem, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel siap untuk skenario apa pun.

Serangan Hizbullah dan respons Israel mewakili insiden perbatasan paling serius antara kedua pihak dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2006, Israel dan Hizbullah terlibat konflik selama sebulan yang menewaskan lebih dari 1.000 warga sipil, kebanyakan dari mereka adalah warga Lebanon.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya