Liputan6.com, Jakarta Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah atau satu Muharam dalam kalender masyarakat Jawa disebut dengan satu Suro. Suro dimaknai sebagai bulan pertama dalam Kalender Jawa tersebut dikenalkan oleh Raja Mataram Islam, Sultan Agung.
Selain itu, satu Suro dianggap sebagai hari yang sakral, sehingga sampai saat ini masih diperingati oleh masyarakat Jawa. Perayaan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dalam memberikan berkah pada awal tahun baru.
Satu Suro memang banyak diisi dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan budaya Jawa. Beberapa daerah di Jawa melakukan tradisi tersebut, seperti di Malang dilakukan kirab sesaji mengelilingi desa di kawasan Gunung Kawi pada Minggu (1/9/201).
Baca Juga
Advertisement
Gelaran gebyar ritual ini diawali dengan karnaval dan arak-arakan sangkala (perwujudan dari sifat angkara murka dan mara bahaya). Dikutip dari Dinas Pariwisata dan Budaya Malang, Plt Bupati Malang Sanusi mengatakan bahwa ritual ini merupakan wujud semangat masyrakat Desa Wonosari dalam mengembangkan potensi budaya.
"Desa Wonosari lebih terkenal dengan sebutan Gunung Kawi, yang menarik para peziarah untuk datang. Banyak hal yang diharapkan dari kegiatan ini" tuturnya. Berikut ini LIputan6.com rangkum dari berbagai sumber, momen perayaan satu suro di Gunung Kawi.
1. Ratusan Penari Tradisional Tampil di Gebyar Satu Suro Gunung Kawi
Gebyar satu Suro yang digelar di Gunung Kawi, Wonosari, Malang menampilkan ratusan penari. Para penari tersebut datang dari berbagai kalangan di Desa Wonosari. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa serta dari sanggar-sanggar tari di Gunung Kawi.
Advertisement
2. Beragam Sangkala
Beragam bentuk sangkala dibawa oleh masing-masig RW yang mengikuti perayaan gebyar satu Suro di Gunung Kawi. Mulai dari bentuk buto, naga, kerbau, macan, dan lain sebagainya. Sangkala ini rata-rata memiliki tinggi hingga 3 meter.
Peserta yang membawa sangkala akan berjalan sekitar 1 kilometer dan berkumpul di ampitheatre untuk menampilkan tarian di depan ribuan warga yang sudah berkumpul.
3. Bakar Sangkala untuk buang mara bahaya
Saat puncak acara dilakukan pembakaran sangkala. Tujuan pembakaran ini agar warga desa diberi rahmat dan dihindarkan dari mara bahaya serta terjaga dalam kedamaian dan tercipta kemakmuran.
Advertisement