Liputan6.com, Pekanbaru - Sebagian besar kabupaten di Provinsi Riau kembali membara. Ratusan titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terpantau naik tajam dibanding beberapa hari sebelumnya.
Tidak hanya api, Karhutla di sembilan kabupaten di Riau ini juga kembali memicu kabut asap. Jarak pandang di tiga daerah, masing-masing Kota Pekanbaru, Dumai, dan Pelalawan memburuk karena diselimuti asap kebakaran lahan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut staf BMKG Pekanbaru, Yasir Prayuna, jarak pandang di Pekanbaru hanya lima kilometer. Sementara Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan lebih buruk lagi, yaitu empat kilometer.
Khusus untuk Kota Pekanbaru, beberapa hari sebelumnya sempat bebas dari kabut asap karena intensitas hujan selama beberapa hari. Namun, kondisi itu tak berlangsung lama karena cuaca di berbagai daerah kembali terik dan mudah memicu kebakaran.
"Pagi dan siang hari, diprakirakan cuaca di Riau cerah hingga berawan. Pada malam harinya ada potensi hujan ringan tapi tidak merata di sebagian Kampar, Rokan Hulu, Siak, Bengkalis dan Pekanbaru," kata Yasir, Senin siang (2/9/2019).
"Dini harinya, cuaca di Riau kembali diprakirakan cerah hingga berawan," tambah Yasir.
Yasir menjelaskan, titik panas sebagai indikasi Karhutla di Riau pada Senin pagi ada 150 titik. Paling banyak terdapat di Kabupaten Rokan Hilir 49 titik, kemudian di Pelalawan 30 titik dan Bengkalis 25 titik.
Berikutnya di Kepulauan Meranti ada 16 titik, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, masing-masing 13 titik, Kampar 2 titik dan Kuantan Singingi serta Siak, masing-masing 1 titik.
"Dari 150 titik panas itu, sebanyak 107 di antaranya merupakan titik api dengan level kepercayaan di atas 70 persen," sebut Yasir.
Kabupaten yang terbanyak menyumbang titik api adalah Rokan Hilir 37 titik, Pelalawan 23 titik, Bengkalis 21 titik, Kepulauan Meranti 13, Indragiri Hulu 9 titik, Indragiri Hilir 3 titik, dan Kuantan Singingi 1 titik.
Sebagai informasi, Karhutla di Riau terjadi sejak awal tahun 2019 dengan tingkat kebakaran fluktuatif setiap bulannya. Terparah terjadi sejak akhir Juni dan sempat mereda akhir Agustus serta melonjak lagi awal September.
41 Tersangka
Hingga kini, sudah terdata lima ribu hektare lebih lahan menjadi abu. Dari jumlah itu, 489 hektare lebih di antaranya diusut Kepolisian Daerah Riau dan telah menetapkan 41 tersangka perorangan dan perusahaan.
Menurut Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto, satu perusahaan ditetapkan tersangka adalah PT SSS dengan luar lahan terbakar 150 hektare. Berkas perusahaan di Pelalawan ini masih dilengkapi.
Sunarto menjelaskan, Polres paling banyak menangkap pelaku pembakar lahan adalah Kota Dumai, yaitu 8 orang. Luas lahan yang telah disegel karena diduga disengaja dibakar pata tersangka ada 16,5 hektare.
Berikutnya, Polres Bengkalis sebanyak 6 tersangka dengan total luas lahan terbakar yang diusut 207 hektare. Selanjutnya, Polres Pelalawan dan Rokan Hilir, masing-masing 3 tersangka.
"Pelalawan itu ada 41,25 hektare dan Rokan Hilir ada 9,05 hektare yang diusut," sebut Sunarto.
Kemudian Polres Indragiri Hulu, Polresta Pekanbaru dan Kuantan Singingi, masing-masing 3 tersangka. Lalu Indragiri Hilir, Kampar, dan Rokan Hulu, masing-masing menangkap 1 tersangka.
Sunarto menyebut tersangka Karhutla di Riau dimungkinkan terus bertambah karena kebakaran masih berlangsung di sejumlah daerah. Tak hanya memadamkan, kepolisian juga ikut membantu Satgas Karhutla Riau memadamkan api.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement