Liputan6.com, Jakarta - Sejak 2015 silam, Suzuki berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai basis produksi Ertiga. Ditandai dengan beroperasinya pabrik di kawasan Industri GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Pabrik ini menjadi fasilitas perakitan terbesar yang dibangun Suzuki Indonesia di bawah naungan PT Suzuki Indomobil Motor (SIM).
Melalui fasilitas keempatnya ini, Suzuki Ertiga diproduksi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Agar dapat memenuhinya, pabrik ini menggunakan peralatan canggih. Dengan begitu, proses pembuatan Ertiga dapat berjalan singkat.
Baca Juga
Advertisement
Tak tanggung-tanggung, investasi yang ditanamkan mencapai USD 1 Miliar. Nilai setara Rp 14, 2 triliun itu, termasuk pengadaan unit robot perakit Suzuki Ertiga.
Jumlahnya pun terus bertambah. Dari sebelumnya (2018) hanya 217 robot, sekarang menjadi 220 robot.
Penambahan itu, tentu diikuti meningkatnya permintaan pasar di dalam maupun luar negeri. Sekarang saja PT SIM bisa menghasilkan 200 unit Ertiga per hari. Dan untuk mencetak satu Ertiga, cuma butuh waktu 4,5 menit.
Ini bisa dilakoni berkat pekerjaan tangan-tangan robot tadi. Secara khusus tugas pengelasan atau welding dilakukan mereka. Makanya PT SIS yakin, Ertiga keluaran Cikarang punya kualitas jempolan, utamanya soal presisi.
Wajar jika Suzuki Indonesia mengklaim, pabrik ini lebih canggih dari pabrik mereka di Jepang. Kecanggihan juga bisa terlihat dari sistem perekam data.
Jika ada ketidaksesuaian, maka mesin otomatis stop bekerja dan mati. Satu lagi adalah PT SIM tak menggunakan listrik untuk penurunan bodi mobil. Sistem kerja gaya gravitasi diterapkan, untuk pemindahan Ertiga ke area storage.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Tahapan-Tahapan
Layaknya fasilitas pada umumnya, PT SIM juga mengerjakan tahap pekerjaan lain. Meliputi pressing, painting body, resin, pembuatan jok hingga assembling. Di sini juga terdapat penggarapan powertrain, mesin dan transmisi.
Untuk mesin terdiri dari tiga tahap: casting, machining dan assembling. Sementara transmisi ada 4 step : casting, forging, machining dan assembling. Setelah keduanya terpasang, setiap unit Ertiga mesti menjalani final inspection, sebelum uji jalan.
Adanya dua pekerjaan itu (assembly dan powertrain) juga lantaran kebutuhan ekspor. Seperti diketahui PT SIM tak hanya melakukannya secara CBU, melainkan juga CKD.
Khusus untuk mesin dan transmisi saja, pabrik ini punya kapasitas masing-masing 71 ribu dan 176 ribu (tahun 2018). Tentunya tahun ini berbeda, seiring penambahan negara tujuan ekspor Ertiga.
Saat ini ada 23 negara tujuan ekspor. Deretan penerimanya meliputi kawasan Amerika Latin, Asia Tenggara dan juga Jepang.
Ertiga peruntukan luar negeri juga sama-sama mengusung mesin berkode K15B. Perbedaan cuma terletak penempatan setir kiri (sesuai negara tujuan) atau emblem.
Sebagai informasi, di area pabrik seluas 130,7 hektar juga terdapat fasilitas pengujian. Seperti test track untuk melewati genangan air, area uji kebisingan dan top speed.
Sumber: Oto.com
Advertisement