Liputan6.com, Manchester - Eks pemain Manchester United (MU), Gary Neville, mengakui bahwa tim Setan Merah belum menemukan ritme terbaik. Karenanya, ia juga memahami bahwa penampilan MU musim ini bakal tidak stabil.
Pasukan Ole Gunnar Soslkjaer itu, setelah empat pekan melakoni Premier League 2019/20, menuai hasil beragam. MU menang telak 4-0 pada laga pertama, tapi setelahnya hanya bisa bermain imbang dan satu kali kalah.
Advertisement
Hasil itu menunjukkan bahwa MU masih bellum stabil. Solskjaer layak dipuji dengan memercayai pemain-pemain muda, tetapi akibatnya permainan MU belum cukup kuat.
Itulah alasan utama Neville menoleransi permainan tak stabil MU. Tim ini, katanya, hanya perlu sentuhan mematikan.
Tidak Masalah
Teranyar, MU hanya bisa bermain imbang 1-1 dengan Southampton akhir pekan lalu. Padahal Soton bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-73, seharusnya MU bisa memanfaatkannya. Neville, di sisi lain, masih bisa terima.
"Saya kira, ketika Anda memiliki tim muda seperti MU, ada banyak pemain yang berkembang dan berusaha membuktikan diri, saya kira mereka akan mendapatkan banyak hasil seperti ini ketika mereka tampil cukup baik," buka Neville kepada Metro.
"Saya sebenarnya berpikir performa mereka cukup baik tetapi mereka hanya tak bisa menemukan sentuhan mematikan untuk menuntaskan laga, untuk mulai memenangkan pertandingan."
Advertisement
Masih Frustrasi
Lebih lanjut, Neville yakin salah satu yang memengaruhi ketidakstabilan itu adalah suasana frustrasi yang masih menaungi MU. Mereka terpuruk bertahun-tahun sejak kepergian Sir Alex Ferguson, MU tentu merasa kesal.
"Ada elemen frustrasi di hati fans MU karena melihat posisi klub saat ini, sejarah kesuksesan besar Sir Alex Ferguson masih terasa, tetapi sudah enam atau tujuh tahun MU tak terlalu sukses," lanjut Neville.
"Saya kira ada elemen frustrasi di dalam klub, rasa frustrasi besar bahwa mereka tidak berjalan di jalur yang tepat," tandasnya.
Sumber: Metro
Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, Published 03/09/2019)