Liputan6.com, California - Sebuah asteroid yang diberi nama 2006 QV89, dilaporkan muncul kembali setelah dinyatakan hilang tanpa jejak selama 13 tahun dari orbit yang berada dekat Bumi.
Asteroid 2006 QV89 ditemukan pada Agustus 2006, ketika terdeteksi melewati Bumi dan terlihat selama 10 hari. Selama waktu itu, para astronom dengan cermat mengikuti lintasannya dan menentukan bahwa 2006 QV89 memiliki satu dari 7.000 peluang untuk bertabrakan dengan Bumi pada 9 September 2019.
Baca Juga
Advertisement
Namun anehnya, batu ruang angkasa ini tiba-tiba lenyap dan keberadaannya tak pernah diketahui selama 13 tahun. Demikian seperti dikutip dari situs newatlas.com, Selasa (3/9/2019).
Ketika para peneliti panik karena tangal prediksi tabrakan kian dekat, mereka segera memindai langit pada awal tahun ini untuk mengetahui tanda-tanda kembalinya asteroid.
Masalahnya adalah area di mana asteroid 2006 QV89 berlokasi, sekarang ada di sekitar 30 derajat langit atau wilayah antariksa yang lebarnya 60 kali Bulan purnama.
Alih-alih mencoba 'mencari jarum di tumpukan jerami', para astronom malah memfokuskan upaya mereka pada beberapa titik yang mereka harapkan bisa menemukan asteroid, jika berada di jalur tabrakan dengan Bumi.
Setelah melakukan hal itu, European Space Agency (ESA) mengumumkan pada Juli 2019, mereka tidak menemukan jejak 2006 QV89 pada titik-titik yang ditelaah tadi, yang berarti batu tersebut tidak akan bersinggungan dengan Bumi pada September tahun ini.
Namun, para periset masih khawatir, sebab perhitungan yang sama menunjukkan tabrakan itu bisa terjadi pada 2020. Bahkan, ada dua lusin prediksi terkait potensial 'kecelakaan' tersebut selama 100 tahun ke depan. Delapan di antaranya terjadi pada dekade berikutnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merepotkan Ilmuwan
Asteroid nakal tersebut kini dikabarkan telah ditemukan. Pengamatan yang dilakukan pada 11 Agustus 2019 menggunakan Canada-France-Hawaii Telescope (CFHT) melihat penampakan QV89 di salah satu area (angkasa luar), yang menjadi lokasi paling sering dijumpai adanya banyak asteroid.
"Target prioritas tertinggi kami adalah 2006 QV89. Meskipun ada sedikit awan tipis dan banyak cahaya Bulan, kami hanya membutuhkan empat menit untuk mendapatkan bukti bahwa kami sudah menemukan objek yang tepat," kata David Tholen, seorang astronom yang memimpin upaya untuk menemukan 2006 QV89.
Setelah pengumuman itu disampaikan kepada komunitas astronom di seluruh dunia, tim di JPL NASA dan University of Pisa mulai menggambarkan lintasan terbaru asteroid 2006 QV89 dan memeriksa apakah batu ini masih menimbulkan bahaya dampak di Bumi.
Berita baiknya adalah 2006 QV89 tidak akan bertabrakan dengan planet kita dan bakan dalam abad selanjutnya.
NASA dan organisasi antariksa lain terus mengawasi keberadaan ribuan objek dekat Bumi (NEO). Sejauh ini, lembaga-lembaga tersebut menyatakan bahwa tidak ada NEO yang bertempat di jalur tabrakan dengan Bumi.
Akan tetapi, apabila ada yang mengancam planet ini di masa depan, NASA mengklaim bahwa ilmuwan-ilmuwan andalannya telah mempersiapkan cara untuk melindungi Bumi.
Advertisement
Identifikasi Asteroid
2006 QV89 ditemukan pada 29 Agustus 2006 oleh Catalina Sky Survey dekat Tucson, Arizona.
Ukuran asteroid ini hanya berdiameter 40 meter, jauh lebih kecil dari asteroid yang membunuh dinosaurus pada 66 juta tahun silam yang memiliki ukuran diameter 10 kilometer.