4 Pemain MU Binaan Mourinho yang Menderita di Era Solskjaer

Ole Gunnar Solskjaer dan Jose Mourinho punya titik pandang berbeda dalam menilai kualitas pemain di Manchester United (MU).

oleh Ario Yosia diperbarui 04 Sep 2019, 07:15 WIB
Mantan Manajer Manchester United (MU), Jose Mourinho (Paul ELLIS / AFP)

Manchester - Sejak didapuk menjadi Manajer Manchester United (MU), Ole Gunnar Solskjaer,banyak melakukan perubahan di Setan Merah. Pelan-pelan sisa peninggalan Jose Mourinho dihilangkan.

Jose dan Ole punya style berbeda dalam membangun kekuatan tim. Jose Mourinho dikenal pelatih yang kuat bertahan. Manchester United di eranya bermain dengan konsep cenderung bertahan dengan mengandalkan serangan balik.

Terlepas dari gaya bermain yang tak disukai banyak penggemar klub, selama dua setengah musim di Manchester United nakhoda asal Portugal itu telah mempersembahkan gelar Piala Europa (2016-2017) dan Piala Liga (2016-2017).

Ia juga sempat mendudukkan MU sebagai runner-up Premier League di bawah Manchester City pada musim 2017-2018.

Sebaliknya, Ole yang merupakan anak didik Sir Alex Ferguson amat terobsesi mengembalikan kejayaan klub dengan style bermain atraktif menyerang.

Guna mendukung keinginannya ia rela mengorbankan banyak pemain top yang ada di tim. Sebagai gantinya, MU menjadikan para pemain muda sebagai poros permainan.

Hasilnya belum memuaskan. Musim lalu klub terlempar dari big four. Di awal Premier League 2019-2020, Manchester United juga belum terlihat mapan. Walau begitu Ole tetap disukai suporter Manchester United.

Siapa saja pemain rekrutan Jose Mourinho di MUyang menderita di era Ole Gunnar Solskjaer?


Alexis Sanchez

(AFP/Oli Scarff)

Manchester United akhirnya melepas Alexis Sanchez ke Inter Milan. Pemain asal Chile itu pindah ke Inter dengan status pinjaman hingga akhir musim ini tanpa opsi pembelian.

Sanchez bergabung dengan Manchester United dari Arsenal pada Januari 2018. Ketika itu, ia didatangkan dengan Setan Merah menyerahkan Henrikh Mikhitaryan sebagai pemain penggantih ke Arsenal.

Setan Merah sangat membutuhkan pemain nomor 7 setelah ditinggal Cristiano Ronaldo pada 2009. Sanchez diharapkan dapat menjadi bintang besar berikutnya yang mengenakan kaos tersebut.

Tapi, harapan tinggal harapan. Sanchez gagal memberikan dampak positif di Manchester United. Apalagi, klub  telah memberikan gaji yang sangat besar kepada Sanchez, yakni mencapai 500.000 pound atau sekitar Rp 9,15 miliar per pekan.

Karena itu, MU kemudian memutuskan meminjamkan Sanchez ke Inter, karena kesempatan bermainnya di era Soljaer amat tipis. Meski hal itu akan beresiko karena lini depan Man United kini hanya menyisakan Anthony Martial dan Markus Rasford yang paling berpengalaman.

 


Romelu Lukaku

(AP/Luca Bruno)

Romelu Lukaku membalas kirtikan yang dilontarkan legenda Manchester United, Gary Neville. Mantan pemain Manchester United, yang kini bermain untuk Inter Milan ini, menjawab kritikan soal berat badannya dan kurangnya profesionalisme di Old Trafford.

Setelah dalam beberapa waktu terakhir memilih bungkam, Lukaku pun akhirnya buka suara dan balas menanggapi kritik eks pemain Manchester United berusia 44 tahun tersebut.

Berbicara kepada BBC, Lukaku menjelaskan betapa salahnya kritikan yang diutarakan Neville. "Dia (Neville) dapat berbicara tentang kebugaran saya tetapi dia seharusnya tidak pernah mengatakan apa pun tentang profesionalisme saya," kata Lukaku.

"Bahwa saya tidak bekerja cukup keras, itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia katakan. Semua pelatih saya telah mengatakan hal yang sama tentang saya," kata eks striker Manchester United itu.

“Apa yang dikatakan Ole Gunnar Solskjaer ketika saya berada di tempat latihan? Apa yang dia katakan? Bahwa saya selalu bekerja keras dan selalu melakukan yang terbaik untuk mencoba dan meningkatkan diri saya," katanya.

"Sama dengan Jose Mourinho dan Roberto Martinez. Sekarang Antonio Conte akan mengatakannya," ujar pemain asal Belgia ini.

Musim lalu, saat tampil membela Manchester Unied, Lukaku terlihat cukup lesu. Kurangnya gerakan dan sentuhannya yang buruk terbukti dengan hanya mencetak 12 gol di Liga Inggris.

Lukaku merapat ke Old Trafford di musim kedua Jose Mourinho. Ia datangkan dari Everton dengan banderol 85 juta pounds untuk menggantikan Zlatan Ibrahimovic yang mulai dimakan usia dan cedera.

Kini, dia tengah menikmati awal penilaian kariernya bersama Inter Milan. Di klub Italia ini, Lukaku akan mendapatkan kesempatan untuk membangun kembali dirinya sebagai salah satu striker terbaik dunia.

 


Nemanja Matic

(AFP Photo/Lindsey Parnaby)

Nemanja Matic salah satu pemain kesayangan Jose Mourinho saat menukangi Manchester United. Ia suka dengan etos kerja keras gelandang jangkar asal Serbia itu. Keduanya sempat kerja sama di Chelsea.

Selama dua musim setengah di Man United, Matic hampir selalu jadi pemain utama.

Pada 13 Agustus 2017, Matic melakukan debut di Tim Setan Merah dengan kemenangan 4-0 atas West Ham United di Old Trafford, di mana ia dinobatkan sebagai Man of the Match.

Pada tanggal 5 Maret 2018, Matic mencetak gol pertamanya untuk klub dengan tendangan voli setengah dalam kemenangan 3-2 atas Crystal Palace setelah kalah 2-0.

Pemain kelahiran 1 August 1988 itu jadi kunci permainan serangan balik cepat ala Jose Mourinho. Ia jadi pemain pelapis pertahanan, dan sosok kunci transisi dari bertahan ke menyerang.

Saat Jose tak lagi di Man United, Nemanja Matic perlahan terpinggirkan di era kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer. Ia dinilai tak cocok dengan skema permainan cepat yang dikembangkan Ole di United.

Scott McTominay jadi pilihan utama Ole Gunnar Solskjaer. Gelandang belia asal Skotlandia itu dinilai lebih gesit dan adaptif dengan skema permainan yang diinginkan sang pelatih.

Hingga saat ini Nemanja Matic masih belum berniat mencari klub baru. Ia masih cinta Manchester United, klub yang ia idolai saat remaja. Hanya saja jika terus minim jam terbang, bukan tidak mungkin pemain yang kali pertama bersinar di Benfica itu bakal pergi.

 

 

 


Fred

(AFP Photo/Paul Ellis)

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, masih menganggap Fred sebagai bagian dari skuatnya. Namun, Solskjaer meminta Fred bersabar menunggu kesempatan mengisi lini tengah Manchester United.

"Dia baik-baik saja, dia bekerja keras. Saat ini, dia berada di belakang Paul Pogba, Nemanja Matic dan Scott McTominay. Itulah alasan dia tidak terlibat," kata Ole Gunnar Solskjaer, seperti dilansir dari Manchester Evening News, Sabtu (31/8/2019).

Tak hanya itu, belum padatnya jadwal juga menjadi alasan Solskjaer belum bisa menurunkan Fred. Solskjaer mengaku urung merotasi skuatnya karena Setan Merah hanya menjalani satu laga per pekan selama Agustus.

Mungkin beberapa bulan ke depan dirinya bisa memainkan banyak pertandingan. Pasalnya, Jadwal padat tim besutan Ole Gunnar Solskjaer akan datang setelah jeda International.

"Ini merupakan periode yang paling sulit di Agustus, untuk mengelola skuat besar karena hanya ada satu pertandingan dalam seminggu dan semua orang fit. Apalagi kami baru saja menjalani pramusim dan semua orang siap bermain,"

"September, Oktober, November, Desember adalah saat cidera datang dan saat itulah kau (Freed) memainkan sebagian besar permainan," tuturnya.

Seperti diketahui, Fred belum pernah dimainkan Solskjaer dalam tiga awal yang sudah dijalani Manchester United di Premier League 2019-2020. Solskjaer lebih sering memainkan Paul Pogba dan Scott McTominay di lini tengah.

Fred salah satu rekrutan Jose Mourinho musim lalu. Di masa awal kedatangannya ke Old Trafford, sang gelandang tengah kesulitan menembus posisi inti. Jose menyebut Fred punya masalah di kebugarannya.

Disadur dari: Bola.com (Penulis Ario Yosia, published 03/09/2019)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya